Jumat 18 Oct 2019 05:00 WIB

Pemprov Lampung Kaji Revitalisasi Terminal Rajabasa

Pemprov Lampung juga kaji pembangunan kereta bandara.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Menghadapi arus mudik Lebaran Idul Fitri 1437 H, Terminal Induk Rajabasa, Bandar Lampung, telah menyiapkan sekitar 400-an kendaraan armada angkutan mudik lebaran.
Foto: Republika/Wihdan
Menghadapi arus mudik Lebaran Idul Fitri 1437 H, Terminal Induk Rajabasa, Bandar Lampung, telah menyiapkan sekitar 400-an kendaraan armada angkutan mudik lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus mengkaji masalah revitalisasi Terminal Induk Rajabasa dan juga kereta Bandara Radin Inten II. Pengkajian tersebut melibatkan Kementrian Perhubungan yang dibahas di Kantor Gubernur Lampung, Rabu (16/10).

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, konsep pembangunan di bidang transportasi darat yang sangat penting yakni revitalisasi Terminal Rajabasa, pembangunan jalur rel kereta bandara, penertiban kendaraan lebih muatan, dan optimalisasi jembatan timbang.

Pengkajian tersebut melibatkan Kemenhub, PT ASDP,  Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VI, PT KAI, dan PO Damri. Sedangkan dari Pemprov Lampung hadir Dinas Perhubungan Lampung, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Organisasi Angkutan Darat (Organda), PT Bukit Asam (PTBA), dan Institut Teknologi Sumatera (Itera).

"Saya minta nantinya konsep Terminal Rajabasa dibangun secara spesifik sesuai wilayah, ada unsur kearifan lokal, budaya Lampung dan fasilitas untuk ekonomi kreatif," ujar Gubernur Arinal.

Arinal berharap agar dilaksanakan penetapan peraturan aspek hukum terkait kendaraan yang over dimension dan overload. “Kendaraan yang kelebihan dimensi dan muatan akan diberikan sanksi tegas, sesuai dengan aspek hukum yang berlaku. Hal ini dikarenakan kendaraan over dimension bisa membahayakan diri dan pengendara lain,” jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Arinal meminta PT KAI segera menindaklanjuti konsep pembangunan kereta api double track dari Tegineneng (Pesawaran) – Bakauheni (Lampung Selatan).

"Untuk komoditas PT Bukit Asam atau yang berat seperti semen dari Tegineneng ke Tarahan. Sedangkan yang tidak terlalu berat seperti hasil pertanian kereta bisa sampai ke Bakauheni," ujar Arinal yang juga mantan Sekdaprov Lampung.

Kepala BPTD Wilayah VI Kol Inf. Rahman Sujana memaparkan revitalisasi Terminal Tipe A Rajabasa berkonsep “One Stop Entertainment”.

“Di Terminal tersebut nanti akan terdapat Mal Pelayanan Terpadu, pos kesehatan, ruang informasi, Ruang tunggu penumpang, dan lainnya,” jelas Rahman.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan I Made Suartika menjelaskan, akan terdapat pembangunan akses jalur kereta api langsung dari bandara ke pusat kota. Jalur kereta api ini akan memudahkan masyarakat dan wisatawan dari Bandara menuju ke pusat kota. Selain itu, akan terdapat jalur kereta api langsung dari Tegineneng menuju Pelabuhan Bakauheni.

Akademisi Itera Jolison mengatakan, konsep pembangunan kereta api di Lampung dibangun secara sederhana, dikembangkan dari sistem transportasi yang bertumbuh dan selalu adaptif dengan keperluan masyarakat. "Pihak yang terlibat antara lain pemprov, BUMD, Itera, Wika. Tanpa mengandalkan APBD maupun APBN," ujarnya.

Plt. Kadis Perhubungan Provinsi Lampung Bambang Sumbogo menyebutkan, dalam waktu dekat akan digelar rapat koordinasi guna membahas transportasi darat secara mendalam. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement