REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU – Bagaimanakah membangun wilayah pesisir, seperti Bengkulu maupun daerah-daerah lainnya? Inilah pemikiran pakar kelautan dan perikanan, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.
Menurut guru besar kelautan dan perikanan IPB itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan di wilayah pesisir dan laut di Bengkulu adalah pengembangan sektor perikanan, sektor pariwisata bahari serta konsep pengembangan daerah tepian.
"Penguatan dan pengembangan teknologi penanganan (handling) dan transportasi hasil perikanan, peningkatan kualitas dan daya saing industri pengolahan hasil perikanan tradisional dan peningkatan kualitas dan daya saing industri pengolahan hasil perikanan modern, merupakan tiga poin penting untuk pengembangan sektor perikanan," ujarnya saat menyampaikan pemaparan “Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan Berbasis Inovasi Untuk Peningkatan Daya Saing dan Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Secara Berkelanjutan Menuju Provinsi Bengkulu Yang Maju, Sejahtera dan Mandiri”.
Suasana seminar nasional tentang pembangunan kelautan Provinsi Bengkulu.
Ia mengupas pemikirannya itu pada Seminar Nasional bertema “Perspektif Pembangunan Ekonomi Kelautan dalam Upaya Peningkatan Kekuatan dan Daya Saimg Provinsi Bengkulu” yang digelar di Gedung Serbaguna, Pemprov Bengkulu, Rabu (16/10).
Seminar itu dibuka Gubernur Bengkulu, Dr Rohidin Mesyrah. Pembicara lain adalah Prof Dr Ir Linawati Harjito, guru besar Bioteknologi Kelautan IPB. Acara itu dihadiri oleh sejumlah bupati dan walikota, ketua DPRD, anggota DPRD, ketua Bappeda, seluruh kepala dinas, rektor, dosen, mahasiswa, pengusaha, perbankan, dan LSM.
Seperti diketahui, Provinsi Bengkulu memiliki wilayah pesisir yang terbentang dari Kabupaten Kaur hingga Kabupaten Mukomuko. Panjangnya kurang lebih 500 Km. “Ini merupakan sebuah potensi yang harus dioptimalkan,” kata mantan menteri kelautan dan perikanan itu dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Selain ketiga poin yang disebutkan di atas, Rokhmin Dahuri menambahkan masukan lain dalam hal pembangunan sektor perikanan khususnya di Bengkulu.
"Peningkatan utilisasi perusahaan pengolahan ikan menjadi 90% kondisi saat ini 50%-60%, pengembangan produk-produk olahan perikanan baru (product development), penyempurnaan packaging dan distribusi produk, penjaminan kontinuitas suplai bahan baku pemerintah harus memastikan, bahwa setiap unit industri pengolahan hasil perikanan memiliki mitra produsen serta standardisasi dan sertifikasi," ujarnya.
Sementara terkait pengembangan pariwisata bahari, Rokhmin menyebutkan lima poin penting yakni, revitalisasi, pengembangan produk, pembangunan baru infrastruktur, promosi dan kapasitas kerja ASN. "Revitalisasi semua objek dan destinasi wisata yang ada saat ini. Hal ini penting agar daya tarik, daya saing, dan keberlanjutannya meningkat. Kembangkan produk, obyek, dan destinasi wisata baru (product development) yang lebih menarik, berdaya saing, efisien, dan berkelanjutan," papar ketua DPP PDPI Bidang Kemaritiman.
Gubernur Bengkulu berfoto bersama dengan nara sumber dan audiens dari kalangan para tokoh di Bengkulu.
Ia juga menjelaskan pentingnya pembangunan baru infrastruktur, fasilitas, dan amenitas pariwisata, promosi dan pemasaran serta pembangunan kapasitas ASN dan masyarakat untuk lebih ramah terhadap wisatawan, pengunjung, dan tamu.
Sedangkan untuk konsep pengembangan daerah tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau, tokoh nasional yang berasal dari anak nelayan itu menyebutnya sebagai “waterfront”.
"Ini adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan waterfront city development juga dapat diartikan suatu proses dari hasil pembangunan yang memiliki kontak visual dan fisik dengan air dan bagian dari upaya pengembangan wilayah perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan air dimana bentuk pengembangan pembangunan wajah kota yang terjadi
berorientasi ke arah perairan. Kota Pesisir atau water front city merupakan suatu kawasan yang terletak berbatasan dengan air dan menghadap ke laut, sungai, danau dan sejenisnya," paparnya.
Tak lupa Rokhmin mengemukakan prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kota tepi laut. Ada lima prinsip sebagai berikut: citra daerah, nilai social, nilai ekonomi, nilai kemanusiaan; identitas dan nilai-nilai budaya lokal; serta daya dukung lingkungan ekologisnya.
“Dengan Peta Jalan Pembangunan Pesisir dan Lautan seperti yang kami uraikan di atas, insya Allah Provinsi Bengkulu akan menjadi provinsi yang maju, sejahtera dan mandiri pada 2030, dan berkontribusi signifikan dalam menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia serta negara maju, adil-makmur, dan berdaulat (GNI per kapita di atas 15 ribu dolar AS pada 2045,” tuturnya.