REPUBLIKA.CO.ID, MALUKU -- Sejak gempa magnitudo berkekuatan 6,8 skala Richter (SR) mengguncang Ambon, bertepatan pada tanggal 26 September 2019 sampai saat ini, telah banyak menimbulkan kerugian baik secara materil maupun nonmateril.
"Kaka Katong rindu deng tampat mengaji dulu, dan suasan yang dulu, rasanya su lama Katong zg pernah belajar mangaji, barang tar ada tempat lai ( kakak kita sudah rindu sekali dengan tempat mengaji yang dulu, kengen suasana dulu, rasanya sudah lama kita tidak pernah belajar mengaji lagi karena sudah tak ada tempat dan guru lagi )," ujar Babang, seorang anak Pengungsi di tenda Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Anak-anak Tial Maluku rindu mengaji di TPA.
Ditengah tengah ketegangan yang melanda, ternyata masih tersimpan didalam hati mereka semangat mengembara untuk menghidupkan kembali jiwa yang hampir kosong dengan kegiatan mengaji bersama. Ini tergambar dari sorotan mata mereka akan harapan untuk bisa seperti dulu kala mengaji di TPA setiap sore dengan teman-teman sebaya, serta bercanda dan berlomba dalam mengejar setoran hafalan pertama.
Babang adalah salah satu anak korban terdampak, yang ikut serta dalam taman mengaji yang dimobilitasi oleh Relawan Rumah Zakat Action. Kegiatan ini juga mendapat respon baik dari para orang tua anak - anak yang mengunsi, sungguh besar harapan mereka agar kegiatan ini terus berlanjut, dan berharap ada yang tetap mendampingi anak anak
mereka dalam mengaji walaupun masih berada di tenda pengungsian yang belum tahu kapan berakhirnya.