Kamis 17 Oct 2019 06:00 WIB

Mengenal Pedang Damaskus

Pedang ini terbuat dari baja Damaskus dengan teknik khusus.

Rep: Mgrol123/ Red: Agung Sasongko
Scimitar, pedang khas Dunia Islam
Foto: Tangkapan Layar
Scimitar, pedang khas Dunia Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa perang salib, banyak sekali beragam senjata yang dipakai seperti pedang, tombak dan panah baik dari pihak tentara salib ataupun tentara Salahudin al-Ayyubi, pemimpin Dinasti Ayyubiah. Salah satu contoh senjata yang dipakai pada masa perang salib adalah pedang yang memiliki baja yang istimewa bernama baja Damaskus.

Pedang damaskus merupakan pedang yang dipakai oleh balatentara Salahudin Al-Ayubid. Pedang tersebut dibikin dari bahan dasar baja Damaskus. Baja damaskus adalah sejenis baja yang memiliki pola bergelombang dan warna baja yang gelap. Selain memiliki tampilan yang menarik, baja Damaskus memiliki ciri fisik yang terdiri dari permukaan yang keras dan fleksibel.

Sebenarnya, baja Damaskus tidak hanya ditujukan untuk pedangnya tapi juga untuk kelengkapan persenjataan yang dimiliki oleh bala tentara Ayyubiyah seperti tombak. Mengenai soal baja Damaskus sendiri, baja tersebut yang memiliki konturpola yang dari hasil pengecoran (casted steel).

Dikutip dari situs www.thoughtco.com, Kamis (17/8) untuk baja Damaskusyang dari hasil pengecoran (casted steel) , belum ada yang pernah mereplikasi metode pembuatan aslinya sebagaimana baja tersebut dicor dari besi jenis wootz yang berasal dari India.

Besi jenis wootz sendiri mulai diproduksi di India sekitar beberapaabad sebelum masehi dan mulai diperkenalkan ke Damaskus, Suriah pada sekitar abad ke 3 hingga 4 sebagai barang dagangan kepada masyarakat sekitar.  

Sayangnya, teknik untuk membuat besi wootz hilang pada tahun 1700an sehingga bahan untuk membuat baja Damaskus menjadi tiada.

Sementara itu, mengenai cara pembuatan baja jenis wootz, baja tersebut dibuat dengan cara besi dan baja dilelehkan secarabersamaan. Untuk tambahan informasi, pelelehan dilakukandengan bantuan arang dibawah kondisi atmosfer lingkungan yang kadar oksigennya rendah. 

Karenanya, dibawah kondisi tersebut, logam menyerap karbon dari arang. Setelah itu, dilakukan pendinginan terhadap logam paduan (alloy) yang merupakan hasil dari pelelehan. Untuk pendinginannya, nanti akan menghasilkan bahan Kristal yang mengandung karbida.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement