REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Volkswagen (VW) dipastikan saat ini menunda langkah investasinya sebesar 1,4 miliar dolar AS ke Turki. Keputusan tersebut pada akhirnya diambil karena ofensif militer Turki di Suriah.
Pembuat mobil terbesar di dunia yang mengoperasikan 122 pabrik produksi di seluruh dunia itu saat ini tengah bersiap untuk mengambil keputusan akhir. Khusunya mengenai pabrik yang direncanakan akan dibangun untuk Provinsi Manisa Barat, Turki.
“Keputusan untuk pabrik baru ditunda oleh dewan manajemen Volkswagen AG. Kami sedang memantau situasi dengan hati-hati dan khawatir tentang perkembangan saat ini,” kata perwakilan Volkswagen dalam pernyataan tertulisnya dikutip dari CNN, Kamis (17/10).
Padahal, seharusnya pabrik tersebut sudah dijadwalkan untuk memproduksi Passat dan Skoda Superb Volkswagen (VLKAF). Grup Volkswagen sudah memiliki satu pabrik di Turki, yang memproduksi kendaraan komersial untuk anak perusahaannya yakni MAN.
Sayangnya, pada pekan lalu, Turki melancarkan invasi di wilayah Suriah Utara yang dikuasai oleh Kurdi. Wilayah tersebut merupakan kelompok etnis minoritas yang sejak lama bersekutu dengan Amerika Serikat yang memainkan peran utama dalam perang melawan ISIS.
Kanselir Jerman Angela Merkel juga sudah meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengakhiri langkah ofensif tersebut. Permintaan tersebut dilakukan dengan alasan risiko konsekuensi kemanusiaan yang serius dan kebangkitan ISIS.
Pemerintah Jerman juga telah bergabung dengan Prancis, Norwegia, Finlandia, dan Belanda dalam memerintahkan penghentian penjualan peralatan militer ke Turki.
Sementara itu, Presiden Donald Trump yang dituduh membuka jalan bagi invasi Turki dengan memerintahkan pasukan AS keluar dari Suriah Utara justru mengumumkan sanksi baru terhadap menteri pertahanan, interior, dan energi Turki.
Trump mengatakan Amerika Serikat akan menaikkan tarif ekspor baja Turki menjadi 50 persen dan segera menghentikan negosiasi perdagangan dengan Ankara.