Kamis 17 Oct 2019 11:06 WIB

Pantun Kain Tapis Dilipat Empat Jadi Tanda Prabowo Merapat

Usai rapimnas, tanda-tanda Gerindra bergabung ke kabinet Jokowi semakin jelas.

Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pidato politik pada acara Rapimnas dan Apel Kader Partai Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pidato politik pada acara Rapimnas dan Apel Kader Partai Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar

Kabar bergabungnya Partai Gerindra ke dalam koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih simpang siur jelang pelantikan presiden 20 Oktober mendatang. Meski telah menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu belum mengungkapkan kepada publik, sikap atau arah politik mereka untuk lima tahun ke depan.

Baca Juga

Berlangsung di kediaman Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor, Rapimnas dihadiri oleh sekitar 2.000 kader dan relawan Partai Gerindra. Sayangnya, acara tersebut tertutup bagi media, sehingga hasil Rapimnas tidak diketahui secara lengkap.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, terdapat empat agenda yang dilaksanakan dalam Rapimnas. Pertama, penyampaian gambaran umum terkait arah dan sikap politik partai oleh Prabowo.

Kedua, pandangan umum daerah yang diwakili oleh lima zona wilayah. Ketiga, panduan-panduan teknis kegiatan jangka pendek dan jangka panjang Partai Gerindra 2019-2024 oleh para Wakil Ketua Umum Gerindra. "Terakhir, kesimpulan Rapimnas oleh Sekjen DPP Gerindra," ujar Dasco, Rabu (16/10).

Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan, ada tiga sikap politik mantan Danjen Kopassus itu yang disampaikan kepada 2.000 kader Partai Gerindra yang hadir.  Pertama, Prabowo sudah menyerahkan konsepsi terkait dorongan besar untuk ekonomi Indonesia. Dengan berlandaskan semangat ketahanan pangan, energi, pertahanan dan keamanan yang kuat kepada Presiden terpilih Joko Widodo.

Kedua, berangkat dari konsepsi tersebut, Prabowo mempersilakan Jokowi jika ingin menggunakan konsep yang ditawarkannya. Namun jika tidak diterima, ia akan tetap mendukung pemerintah demi kepentingan bangsa yang lebih baik.

"Pak Prabowo dan Gerindra mempersilakan. Namun bila tidak kami akan tetap bekerjasama untuk kepentingan NKRI," ujar Dahnil di sela Rapimnas.

Terakhir, Prabowo memutuskan untuk tetap menjaga kerukunan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bersilaturahim. Serta, berkomunikasi untuk musyawarah mufakat bagi kepentingan Indonesia.

"Pak Prabowo memahami pentingnya komunikasi dan silaturahim secara terus menerus setelah kontestasi Pilpres seperti menjaga kerukunan berbangsa dan bernegara," ujar Dahnil.

Ditanya soal peluang Partai Gerindra bergabung dengan koalisi Jokowi, Dahnil mengungkapkan bahwa beliau mengaku siap jika negara memang membutuhkannya. "Kalau bahasanya Pak Prabowo itu, bila negara memanggil, tidak ada alasan (menolak). Karena Pak Prabowo itu patriotisme itu penting, jadi untuk kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.

Ia tak menjelaskan secara rinci maksud ucapan dari Prabowo itu, terkait sikapnya bergabung dengan kabinet atau menjadi oposisi. Namun, para kader Partai Gerindra telah menyerahkan mandat kepada Prabowo untuk memutuskan sikap politiknya.

Sehingga, keputusan kini ada di tangan Prabowo. Dan para kader siap menerima segala keputusannya, termasuk apabila nantinya Partai Gerindra bergabung ke dalam koalisi Jokowi.

"Kader rata-rata sami'na wa atho'na (kami dengar dan kami taat) ikut dengan keputusan Pak Prabowo," ujar Dahnil.

Namun, jelang penutupan Rapimnas, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani melontarkan sebuah pantun. Dalam pantunnya, ia menyebut bahwa Jokowi dan Prabowo akan bersama.

"Pantunnya adalah, 'Kain tapis dilipat empat, disimpan rapi di dalam peti. Kita semua sudah berpendapat, pada akhirnya Pak Prabowo nanti akan ngomong bersama Pak Jokowi'," ujar Muzani sebelum berakhirnya Rapimnas.

Ia enggan menjelaskan secara jelas maksud "bersama" dari pantunnya tersebut. Sebab, ditegaskan Muzani, segala keputusan Partai Gerindra untuk lima tahun ke depan ada di tangan Prabowo.

Namun, Wakil Ketua MPR itu mengungkapkan hal lain terkait pembicaraan antara Jokowi dan Prabowo di Istana Negara beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, kata Muzani, keduanya memang membahas peluang bergabungnya Partai Gerindra ke dalam kabinet.

"Diomongkan (soal kabinet antara Jokowi dan Prabowo), ya saya tidak ikut mendampingi. Jadi setahu saya begitu," ujar Muzani.

Terkait nama menteri dari Gerindra, Muzani juga tak menampik bahwa mungkin saja Prabowo sudah mengantongi nama-nama yang akan diajukan. Namun, ia sendiri mengaku belum mengetahui hal tersebut.

"Itu ada di sakunya Pak Prabowo yang belum saya intip, saya mau ngintip sebenarnya," ungkap Muzani.

Dalam beberapa waktu terakhir, berhembus dua nama dari Gerindra yang diisukan menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Kedua nama tersebut, yaitu Fadli Zon dan Edhy Prabowo.

Fadli Zon diisukan akan mengisi kursi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Sedangkan, Edhy Prabowo dikabarkan menjadi Menteri Pertanian (Mentan). Dua pos menteri iti dianggap sesuai dengan konsep yang ditawarkan Partai Gerindra kepada Jokowi.

Muzani pun meminta Jokowi untuk tidak ragu dalam mengambil keputusan soal koalisinya ke depan. Sebab, hal itu merupakan hak prerogatif yang dimiliki seorang presiden.

"Kami sudah sampaikan ke Pak Jokowi, Pak Jokowi jangan ragu untuk ambil keputusan ini karena bapak adalah presiden terpilih," ujar Muzani.

"Sehingga sebagai presiden dengan otoritas presidensial ini beliau harus meyakini jadi kita mendorong beliau sudah ambil yang terbaik menurut keyakinan beliau," lanjutnya.

Rapimnas Partai Gerindra ditutup pada pukul 19.00 WIB. Acara akbar yang mengumpulkan ribuan kader partai itu ditutup dengan apel khidmat ala militer.

Prabowo sang ketua umum sekaligus ketua dewan pembina partai, memimpin langsung jalannya apel. Ia didampingi elite Gerindra lainnya, seperti Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, dan Waketum Partai Gerindra Fadli Zon.

Tak ketinggalan juga, Sandiaga Salahuddin Uno yang kembali bergabung ke dalam partai berlamabang kepala Garuda itu. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu akan kembali menempati posisi sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, selepas Rapimnas tersebut.

photo
Tiga Kesepakatan Prabowo-Paloh

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Hujurat ayat 11)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement