REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA -- Petinju Amerika Serikat (AS) Patrick Day dilaporkan meninggal dunia setelah menderita cedera otak serius usai kalah KO oleh Charles Conwell di Wintrust Arena, Chicago, akhir pekan lalu. Petinju berusia 27 tahun itu telah menjalani operasi darurat di RS Memorial Northwestren pada Sabtu (13/10).
Promotor Lou Di Bella mengatakan, Patrick saat itu berada dalam kondisi sangat kritis dan tak bisa diselamatkan. "Atas nama keluarga Patrick, tim dan mereka yang dekat dengannya, kami berterima kasih untuk doa-doa, ungkapan dukungan, dan curahan cinta bagi Pat yang sudah begitu nyata sejak cederanya," kata Di Bella sebagaimana dilansir Usa Today, Kamis (17/10).
Lebih lanjut, Di Bella mengungkapkan, Day yang mengalami koma menyusul operasi di rumah sakit Northwestern Memorial, meninggal dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman. Petinju AS itu sudah tidak sadarkan diri sejak dari ring dan dibawa menggunakan tandu pada Sabtu setelah kalah KO pada ronde ke-10.
Conwell, atlet Olimpiade AS pada 2016, menjatuhkan Patrick Day pada ronde keempat dan kedelapan. Ia kemudian mendaratkan tangan kanannya pada ronde ke-10 yang menyebabkan Day jatuh.
Beberapa detik kemudian Conwell mengguncang Day dengan hook kiri kuat yang berakibat Day jatuh ke belakang dan kepalanya memantul pada kanvas. Wasit Celestino Ruiz menghentikan pertarungan pada satu menit, 46 detik, ronde tersebut.
Day berbaring di kanvas selama beberapa menit mendapat perawatan medis sebelum dibawa keluar dari ring. Day setidaknya adalah petinju ketiga yang meninggal karena cedera yang diderita di atas ring tahun ini.
Dalam pernyataannya, Rabu, Di Bella sangat berharap kematian Partick Day akan mendorong otoritas AS untuk mengadopsi standar keselamatan yang lebih ketat pada pertarungan tinju. "Menjadi sangat sulit untuk menjelaskan atau membenarkan bahayanya tinju pada saat seperti ini. Meskipun kami tidak punya jawabannya untuk merespon secara bertanggung jawab agar menjadikan tinju lebih aman bagi semua yang berpartisipasi."