Kamis 17 Oct 2019 12:07 WIB

Jasa Armada Indonesia Perluas Segmen Pasar

JAI akan menggarap pasar di luar wilayah Pelindo II.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengangkatan Presdir Baru. Presiden Direktur Jasa Armada Indonesia Chiefy Adi K menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti RUPSLB PT. Jasa Armada Indonesia Tbk di BEI, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Pengangkatan Presdir Baru. Presiden Direktur Jasa Armada Indonesia Chiefy Adi K menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti RUPSLB PT. Jasa Armada Indonesia Tbk di BEI, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Armada Indonesia Tbk (JAI) akan melakukan perluasan pasar sebagai upaya meningkatkan pendapatan perusahaan. Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) yang melayani jasa pemanduan dan penundaan kapal ini, berencana menggarap pasar di luar wilayah Pelindo II.

"Harapan kita di 2020 beberapa perluasan area bidang operasi di luar wilayah captive market Pelindo II bisa kita dapatkan," ujar EVP Sekretaris Perusahaan Eddy Haristiani, di Jakarta, Selasa (15/10).

Baca Juga

Eddy menjelaskan, selama ini pendapatan terbanyak JAI berasal dari berbagai kontrak yang dijalin dengan Pelindo II. Dari induk usahanya itu, JAI biasanya hanya mendapatkan mandat untuk mengoperasikan kapal tunda. Sedangkan di luar mandat, JAI bisa melayani jasa kapal tunda dan juga kapal pandu.

Eddy mengakui, pendapatan dari wilayah Pelindo II berkontribusi hingga sekitar 89 persen terhadap pendapatan total perusahaan. Sisanya merupakan pendapatan yang berasal dari luar wilayah Pelindo II.

Eddy melihat kegiatan kapal tunda dan kapal pandu diluar wilayah Pelindo II itu memiliki peluang bisnis yang masih besar. Pasalnya, saat ini ada banyak perusahaan swasta yang memilih sewa dibandingkan harus berinvestasi.

"Kalau mau investasi kapal dan kru itu mahal. Jadi perusahaan swasta lebih memilih menggunakan jasa kami dari pada beli," kata Eddy.

Selain memperluas pasar, menurut Eddy, JAI juga akan menambah armada kapal dalam waktu beberapa tahun ke depan. Rencananya akan ada penambahan empat kapal dengan nilai investasi mencapai Rp230 miliar.

Menurut Eddy, pembuatan kapal ini dibiayai sepenuhnya dari dana hasil penawaran saham perdana (IPO). Hingga saat ini, total kapal yang dimiliki oleh JAI berjumlah 76 armada. 

Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia Tbk., Chiefy Adi K, mengatakan perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan pada tahun ini sebesar 15-20 persen dari tahun lalu. Pendapatan sampai akhir tahun pun diproyekskan mencapai Rp 700 miliar.

"Pencapaian semester 1 2019 top line-nya Rp 500 miliar. Masih ada waktu kurang lebih 2,5 bulan lagi akan kita kejar, ujar Chiefy.

Sementara itu, Chiefy juga berharap terjadi peningkatan laba bersih pada penutupan tahun ini. Sampai saat ini, laba bersih yang berhasil dikantongi JAI baru mencapai Rp 50 miliar. Sedangkan pada tahun lalu, perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 70 miliar.

Menurut Chiefy, JAI akan menggenjot pendapatan dari proyek di luar Pelindo II. Di luar wilayah Pelindo II, JAI sudah memperluas pasar ke Pelabuhan Tanjung Jabung, Jambi. Selain itu ada pula Pelabuhan Cemindo Gemilang di Banten yang dinilai merupakan pasar paling besar. 

"Di Banten ada 43 TUKS (Terminal Untuk Kepentingan Sendiri) yang tentunya mereka akan butuh jasa penundaan," terang Chiefy. Kendati demikian, sambung Chiefy, JAI masih akan tetap menggandeng Pelindo II untuk mendapatkan pasar baru.

Pergantian Direksi

PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (JAI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa (15/10) dengan agenda pergantian direksi. RUPSLB menyepakati pemberhentian Dawam Atmosudiro dan mengangkat Chiefy Adi K sebagai penggantinya selaku Direktur Utama JAI.

Selain itu, RUPS juga sepakat memberhentikan Herman Susilo sebagai Direktur Keuangan dan SDM digantikan oleh Rizki Pribadi Hasan. Herman diangkat sebagai Direktur Komersial dan Operasi. Selanjutnya, Kapten Supard ditunjuk sebagai Direktur Armada dan Teknik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement