REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perusahaan gas Negara (PGN) akan membangun sejumlah infrastruktur baru. Sekretaris Perusahaan Rachmat Hutama mengatakan hal ini seusai dengan rencana kerja hingga 2024. Infrastruktur yang akan dibangun di antaranya jaringan pipa transmisi dan distribusi masing-masing sepanjang 528 kilometer dan 500 kilometer.
Kemudian, 7 LNG filling station untuk truk atau kapal, 5 FSRU, 3,59 juta sambungan rumah tangga dan 17 fasilitas LNG untuk mensuplai kebutuhan kelistrikan dan menjangku wilayah geografis dengan karakterisktik kepulauan di seluruh Indonesia.
"Pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi adalah keniscayaan untuk mencapai target bauran energi seperti yang ditargetkan pemerintah," ucap dia.
Rachmat menyampaikan apabila target bauran energi minimal 22 persen pada 2024 tercapai, negara bisa menghemat triliunan rupiah dengan impor bahan bakar minyak dan LPG akan berkurang sehingga berpotensi menghemat Rp 62 triliun. Kemudian, subsidi untuk BBM dan LPG juga bisa dipangkas hingga Rp 13 triliun dan bauran energi juga memberi nilai tambah hingga Rp 60 triliun.
"Tercapainya target bauran energi di sektor gas juga akan membantu pemerintah meningkatkan ketahanan energi nasional sesuai dengan potensi sumber daya negeri ini ke depan," kata Rachmat menambahkan.
Rachmat mengatakan, hingga triwulan II 2019, PGN telah mendistribusikan gas Bumi ke 352.433 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, pelanggan kecil, komersial, industri dan pembangkitan listrik sebesar 932 BBTUD. Rinciannya, sektor rumah tangga 348.508 pelanggan, lalu pelanggan kecil sebanyak 1.487 dan industri besar serta komersial sebanyak 2.438 pelanggan.
Saat ini, kata Rachmat, sebagai sub holding migas, total jaringan pipa gas PGN sepanjang lebih dari 10 ribu Km. Selain itu, PGN juga mengoperasikan 2 FSRU, 1 land-based regasification terminal, 64 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan 4 mobile refueling unit (MRU).
Ke depan, kata Rachmat, infrastruktur gas bumi Trans Jawa diharapkan terkoneksi dengan Sumatera. Dengan demikian, keandalan pasokan gas bumi kian meningkat dan diiringi perluasan pasar guna utilisasi gas bumi domestik.
"Terkoneksinya jaringan infrastruktur gas Trans Jawa dan Sumatera praktis tinggal menyisakan pipa Cirebon-Semarang dan Medan-Dumai," ungkapnya.