Kamis 17 Oct 2019 16:56 WIB

Cerita Prabowo Soal Lincoln, Hideyoshi, Hingga Mao Zedong

Sandi menyebut pikiran Prabowo yang paling utama adalah cinta NKRI.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pidato politik pada acara Rapimnas dan Apel Kader Partai Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pidato politik pada acara Rapimnas dan Apel Kader Partai Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno mengakui sempat ada perbedaan pandangan terkait sikap politik Partai Gerindra di kalangan internal . Namun Prabowo mencoba meyakinkan para kadernya melalui tiga cerita yang disampaikan pada Rapimnas Kemarin, Rabu (16/10). Cerita pertama yaitu tentang perseteruan antara Abraham Lincoln dan William H Seward.

"Abraham Lincoln justru menawarkan Secretary of State itu menteri luar negeri posisi yang ketiga terkuat setelah presiden, wakil Presiden, kepada Seward," kata Sandiaga di kediamannya di Senopati, Jakarta, Kamis (17/10).

Baca Juga

Seward sempat bertanya kepada Lincoln atas jabatan tersebut. Padahal Lincoln tahu bahwa Seward membenci dirinya. "Tapi ada satu hal yang tidak bisa dibantahkan dua dari kita memiliki kecintaan luar biasa kepada united states of America," kata Sandiaga menirukan cerita Prabowo.

Cerita kedua yaitu tentang persaingan antara Hideyoshi dan Tokugawa. Sehari sebelum keduanya berperang, keduanya menggelar pertemuan dan memutuskan untuk tidak berperang.

"Oleh karena itu karena kita sama-sama cinta ke Nippon dan menghindari keterbelahan, kenapa kita nggak sepakat untuk tidak berperang besok. Selesaikan dalam bentuk perundingan," ujarnya.

Terakhir yaitu cerita tentang Mao Zedong dan Deng Xiaoping. Hubungan keduanya sempat memanas. Namun justru Mao menunjuk Deng sebagai Sekjen Partai Komunis Cina.  "Mao bilang jangan bicarakan masa lalu. Deng juga setuju jangan bicarakan masa lalu, kita melihat kedepan RRT yang kuat," tuturnya.

Sandiaga mengungkapkan, dari tiga cerita tersebut ia menyimpulkan pikiran Prabowo bahwa yang harus dikedepankan adalah cinta bangsa dan cinta NKRI. Selain itu ia juga mengajak untuk melihat kedepan dan tidak melihat ke belakang. Terakhir Prabowo ingin menghindari perpecahan.

"Tiga hal itu yang dibawa ke Rapimnas kemarin yang menjadi pegangan. Ini tadi diakhiri dengan instruksi ke setiap kader kemarin ada 2.500 kader, ketua DPRD, wakil ketua DPRD, provinsi kabupaten, dan kota untuk dibawa ke daerah masing-masing dan disampaikan ke seluruh kader gerindra bahwa itu posisi gerindra," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement