REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabut asap kembali memenuhi udara di Kota Jambi. Merespons kejadian ini, Aksi Cepat Tangap (ACT) Jambi meninjau kondisi kota, tepatnya di Jembatan Gentala Arasy. Tebalnya kabut asap membuat jarak pandang semakin dekat serta membuat mata perih.
“Kita lihat sendiri keadaan udara pagi ini juga sangat membuat kita sesak. Sepanjang Sungai Batang kabut asap sangat-sangat pekat. Bahkan sekitar jam 10 pagi tadi, cahaya matahari seperti belum masuk ke kota. Jarak pandang juga jadi sangat dekat,” kata Husen Wijaya selaku Kepala Program ACT Jambi, dalam siaran persnya, Kamis (17/10).
Menghadapi titik asap ini, tim ACT Jambi membagikan sejumlah masker kepada masyarakat. Sekitar 500 masker dibagikan untuk masyarakat yang beraktivitas di luar, salah satunya para pengendara yang berada di Simpang Jelutung, Kota Jambi.
“Untuk pagi ini kita sudah bagikan sekitar 500 masker. Kalau dari kemarin itu sudah sekitar 2.000 masker yang sudah kita bagikan kepada masyarakat sekitar yang sedang beraktivitas di luar rumah,” ujar Husen.
Pemandangan salah satu ruas jalan di Kota Jambi yang terpapar kabut asap.
Pemadaman titik api sebelumnya telah dilakukan oleh tim ACT Jambi pada saat kabut asap pertama datang, yakni pada 26 September hingga 8 Oktober 2019 lalu. Pemadaman titik api ini dilakukan bersama dengan relawan ACT yang didatangkan langsung dari Sumatra Barat. Namun kabut asap tak kunjung mereda.
Husen menjelaskan, mereka akan kembali meninjau titik api yang ada untuk memastikan kabut asap kali ini berasal dari titik yang sama dari lokasi sebelumnya. Husen berharap agar ACT dapat berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk membuat rumah oksigen.
“Dalam waktu dekat kita akan melakukan survei kembali ke daerah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yakni Kumpeh, Muaro Jambi, dan kita akan pastikan kembali apakah titik api yang kemarin padam menyala kembali. Dan insyaallah kita akan berkoordinasi dengan dinas setempat untuk membuat Posko Rumah Oksigen yang akan kita dirikan di Kumpeh,” katanya.