REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu sifat mulia Nabi Muhammad SAW yang patut kita contoh adalah sifat tolong-menolong. Bahkan, Nabi Muhammad SAW tidak enggan memberikan bantuan kepada mereka yang suka menjelek-jelekkan dirinya. Seperti yang terjadi dalam kisah Nabi Muhammad SAW dengan seorang pengemis Yahudi buta yang selalu menghina beliau.
Alkisah, hiduplah seorang pengemis Yahudi buta di sudut pasar Madinah Al-Munawarah. Hari demi hari dia selalu mengatakan hal buruk tentang Rasulullah SAW. “Wahai saudaraku, jangan kau dekati Muhammad. Dia itu gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir! Jika kalian mendekatinya, kalian akan dipengaruhi olehnya,” kata pengemis itu.
Padahal, setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan. Tanpa sepatah apa pun Rasulullah SAW menyuapinya sembari mendengarkan pengemis itu berpesan untuk menjauhi orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW terus melakukannya hingga beliau wafat. Sepeninggalan Rasulullah SAW, tidak ada lagi yang memberikan makanan ke pengemis Yahudi buta tersebut.
Suatu ketika sahabat Rasulullah SAW Abu Bakar berkunjung ke rumah anaknya, Aisyah. Beliau bertanya kepada anaknya, “Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?”
“Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunah hampir tidak ada satu sunah pun yang belum ayah lakukan, kecuali satu sunah saja,” jawab Aisyah kepada ayahnya.
“Apakah itu?” tanya Abu Bakar lagi.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” ujar Aisyah.