REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam akan dibangun di kompleks Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Museum sejarah Nabi Muhammad SAW ini akan dibuat dengan sangat lengkap sehingga dapat menjadi rujukan.
Wakil Sekretaris dan Tim Perumus Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam, KH Anizar Masyhadi menyampaikan, pembangunan museum atas kerjasama Dewan Masjid Indonesia (DMI), Liga Dunia Islam dan Yayasan Wakaf As-Salam Makkah Al-Mukarromah. Museum sejarah Nabi ini akan menjadi yang pertama dan terbesar di luar Arab Saudi.
Ia mengatakan, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah tempat didirikannya museum sejarah Nabi. Dengan demikian Indonesia melewati 25 negara yang sudah secara resmi mengajukan diri untuk jadi tuan rumah didirikan museum sejarah Rasulullah.
"Museum ini akan menggambarkan sejarah Nabi Muhammad SAW secara lengkap, silsilah Rasulullah, nilai-nilai Islam yang dibawanya bersumber dari Alquran dan Al-Hadits, peranan para sahabat Nabi dan lain sebagainya," kata KH Anizar kepada Republika, Kamis (17/10).
Pimpinan Pondok Modern Tazakka ini menjelaskan, museum akan dilengkapi dengan teknologi modern tiga dimensi (3D), hologram dan layar sentuh. Di museum juga akan dibangun miniatur Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dua masjid tersebut akan menjadi pusat pelatihan manasik haji dan umrah nasional.
Museum akan sangat kaya dengan konten materi seperti hadis-hadis Rasulullah SAW dalam segala aspek kehidupan. Sehingga museum ini bisa menjadi rujukan bagi para ulama, ormas-ormas Islam, akademisi, pelajar, mahasiswa dan santri karena kontennya sangat lengkap.
KH Anizar juga menginformasikan, museum akan dilengkapi dengan food court yang menjual makanan yang pernah dimakan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. "Selain itu akan ada makanan khas Arab lainnya, food court ini akan menjadi salah satu tujuan yang sangat menarik bagi para pengunjung," ujarnya.
Dia juga menyampaikan bahwa penandatanganan pendirian museum sudah dilaksanakan di Jeddah, Arab Saudi pada 30 September 2019. Penandatanganan itu dihadiri oleh Wakil Ketua Umum DMI, Syafruddin dan Sekjen Liga Dunia Islam, Syaikh Muhammad Abdul Karim Al-Isa serta Ketua Yayasan Wakaf As-Salam, Nashir Musfir Az-Zahroni.
Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam akan dibangun di lahan seluas sekitar 50.000 meter persegi, tepatnya di sekitar kampus UIII. Sementara itu di akhir masa jabatannya, Wakil Presiden Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla (JK) mengunjungi lokasi pembangunan UIII dan Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam pada Selasa (15/10).
JK menyampaikan, para duta besar negara-negara sahabat merespon baik pembangunan kampus UIII. Maka dia berharap ada kerjasama lanjutan antara kampus UIII dengan negara-negara sahabat.
JK yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DMI menyampaikan bahwa UIII akan menjadi rujukan Islam Wasathiyah dunia dan menjadi pusat peradaban dunia. "Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia sudah selayaknya mempunyai perguruan tinggi Islam internasional yang mengajarkan nilai-nilai Islam yang moderat," katanya.
JK juga menjelaskan bahwa lokasi pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam akan bersebelahan dengan kampus UIII. Dia berharap pembangunan museum bisa selesai pada tahun 2021.
Saat mengunjungi museum, JK didampingi Syafruddin sebagai Ketua Tim Perumus Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam dan Menteri PAN dan RB. Juga diikuti Menteri Luar Negeri, Menristekdikti, Menkominfo dan Walikota Depok, serta Duta Besar negara-negara sahabat.
Pada Rabu (16/10) diselenggarakan rapat panitia pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam. Dalam rapat tersebut dibahas lahan yang akan dijadikan tempat pendirian museum dan persiapan pembangunan lainnya.