REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain tentang kebutuhan masing-masing pelatih, semua klub top Liga Primer Inggris ingin mendatangkan pemain bintang dengan maksud memberikan dampak positif baik secara prestasi di atas lapangan, pun materil dalam hal penjualan jersery.
Namun, mendaratkan pemain baru dari kompetisi dan budaya berbeda tak selalu berjalan linier. Beberapa pemain bahkan harus lebih dahulu menyelami periode buruk pada musim awal.
Berikut enam pemain bintang dalam sejarah Liga Primer Inggris yang bangkit dari musim awal yang buruk seperti dilansir Four Four Two, Kamis (17/10):
1. Robert Pires (Arsenal)
Winger berpaspor Prancis Robert Pires merupakan contoh sempurna dari pemain asing yang membutuhkan setidaknya satu musim sebelum menunjukan pesonanya bersama tim asal London Arsenal.
Pires didatangkan the Gunners dari klub Prancis Olympique Marseille pada 2000. Pada saat itu keputusan berlabuh ke Stadion Highbury, markas lama Arsenal, dianggap konyol. Pasalnya, ia mendapat tawaran dari dua klub elit Eropa lainnya Real Madrid dan Juventus.
Berseragam Arsenal Pires mengatakan bahwa sepak bola Liga Inggris sangat mengedepankan fisik, dan itu sangat berbeda dengan yang ia pikirkan. Hasilnya, pada musim awal Pires hanya menyumbang empat gol dan tujuh assist dalam 33 penampilan.
Namun, kepercayaan pelatih Arsene Wenger kepadanya terbayar pada musim kedua. Pires mencetak sembilan gol dan sukses memberikan enam assist dari 28 penampilannya.
Perjalanannya dengan Arsenal dihabiskan selama enam tahun, ia juga mempersembahkan delapan gelar juara, diantaranya dua gelar Liga Primer pada musim 2001/2002, dan 2003/2004.
2. Luis Suarez (Liverpool)
Sejak kedatangannya ke Stadium Anfield Luis Suarez memang diprediksi hanya akan menjadi second striker Fernando Torres. Penyerang asal Uruguay memiliki awal eksplosif bersama the Reds ketika resmi bergabung pada Januari 2011.
Meskipun mampu mencetak gol pada debut Liga Primer melawan Stoke City dan menyihir para Liverpudlian dengan penampilannya, Suarez hanya mampu mencetak 15 gol dalam 44 pertandingan pada musim pertamanya berkostum merah.
Pada musim penuhnya sebagai pemain Liverpool, banyak fan the Reds yang berharap tuah positif dari performa Suarez. Alhasil, Kenny Dalglish waktu itu memutuskan untuk memberikan peran utama bagi Suarez di lini depan. Hasilnya, pada musim kedua, ia mencetak 23 gol dan menyumbangkan 11 assist dalam 33 pertandingan liga. Kemudian musim menakjubkan Suarez bersama Liverpool terjadi pada 2013/2014.
Luis Suarez
3. Thierry Henry (Arsenal)
Thierry Henry jadi salah satu pemain terbaik sepanjang masa. Kiprah luar biasa bersama Arsenal mengklaim apabila dirinya pantas disebit seorang legenda. Namun, karier profesional Henry bak roler coster, seketika ia berada di bentuk terbaik namun harus melewati periode gelap ketika bermain di Italia.
Bersama AS Monaco Henry merupakan wonderkid yang sangat dipuja para penggemar sepak bola medio 90-an akhir. Dia bagkan mampu mencetak 20 gol dalam 105 pertandingan, yang membuat tim raksasa Italia Juventus tertarik mengikatnya dengan banderol 10,5 juta poundsterling.
Sayang, Henry tak mampu berkembang di sepak bola Negeri Pasta. Setelah hanya bermain selama semusim, Henry digaet Arsenal dengan harga 11 juta pounds. Memilih London Merah menjadi keputusan tepat bagi Henry, selain kultur sepak bola Inggris yang lebih cocok dengan sang pemain, terdapat sosok Arsene Wenger yang merupakan mentornya di Monaco.
Tetapi, magis Henry belum terasa pada musim perdananya bersama Tim Gudang Peluru, 17 gol dan delapan assist dalam 31 penampilan. Grafik permainan Henry dan produktivitas gol Henry kian meningkat seiring keputusan Wenger meletakkan posisinya sebagai striker murni. Alhasil, total Henry telah merajut 157 gol dalam 233 penampilannya selama tujuh tahun setengah di Arsenal.
4. Denis Bergkamp (Arsenal)
Kisah tak jauh berbeda juga dialami rekan setim Henry, Denis Bergkamp. Sempat diragukan kapasitasnya ketika mengawali karier di Highbury pada 1995. Bahkan surat kabar Inggris mengklaim kebijakan manajemen Arsenal mendatangkan Bergkamp dari Inter Milan adalah sesuatu yang salah.
"Bergy (Bergkamp) buang-buang uang," demikian tulisan surat kabar tersebut disadur Four Four Two.
Wenger kembali menjadi inisiator kebangkitan sang pemain. Kedatanganya dari klub asal Jepang Nagoya Grampus Eight pada 1996 berhasil membuat Bergkamp unjuk gigi pada fan London Merah dan dunia bahwa ia pantas disematkan sebagai seorang legenda sepak bola.
Sentuhan-sentuhan magisnya menjadi merek Bergkamp. Gaya bermainnya yang stylish terbilang cocok di bawah besutan Wenger.
Pada musim selanjutnya kemilau Bergkamp semakin tak terbendung. Ia berhasil membawa the Gunners menjadi klub top Inggris dengan mempersembahkan tiga titel Liga Primer 1998, 2002, dan 2004.
Dennis Bergkamp
5. David Silva (Manchester City)
Awalnya para penggemar Manchester City mempertanyakan kapasitas David Silva sebagai rekrutan anyar. Mereka menilai secara fisik Silva tidak akan berhasil merumput di sepak bola Inggris.
City mendatangkan Silva dari tim Spanyol Valencia pada 2010 dengan harga 26 juta pounds. Pesepak bola Spanyol itu baru mulai satu kali dalam empat pertandingan liga pertama City, mendorong banyak penggemar bertanya-tanya apakah dia bisa bersaing di kompetisi Negeri Ratu Elizabeth bersama the Citizen.
Setelah hanya menyumbangkan empat gol dan delapan assist dalam musim pertamanya, Silva menginspirasi City untuk meraih gelar Liga Primer pertama pada 2011/2012, ia menyumbang enam gol dan 17 assist dalam 36 pertandingan.
Kini, Silva berada di musim terakhirnya di Etihad Stadium, setelah memenangkan tiga gelar Liga Inggris dan enam piala domestik untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain asing terbaik dalam sejarah Liga Inggris.
6.Didier Drogba (Chelsea)
Didier Drogba menandatangani kontrak dengan Chelsea dari Marseille dengan harga 24 juta pounds pada 2004, akan tetapi ia tidak langsung tampil mengilap. Pada debutnya bersama the Blues Drogba hanya mencetak dua gol dalam delapan pertandingan liga pertamanya, sebelum cedera membuatnya absen selama enam pertandingan.
Pada musim kedua Drogba berhasil membukukan 12 gol, sebelum akhirnya mencapai 20 gol pada 2006/2007 dan berhasil memenangkan penghargaan Golden Boots. Dua musim berikutnya performa bomber asal Pantai Gading meningkat.
Pada kampanye 2009/2010 Drogba berhasil melesatkan 29 gol dan mempersembahkan satu trofi Liga Champions. Dia pun kini dipandang sebagai salah satu legenda Chelsea disamping Frank Lampard serta John Terry.
Didier Drogba