Jumat 18 Oct 2019 12:13 WIB

Kementan Pamerkan Pompa Berbasis Android di HPS 2019

Kako dan sagu menjadi fokus utama perhatian pemerintah di HPS 2019.

 Kementrian Pertanian akan memamerkan teknologi pengolahan kako pada peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS).
Foto: kementan
Kementrian Pertanian akan memamerkan teknologi pengolahan kako pada peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Pertanian akan memamerkan teknologi pengolahan kakao pada peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS). Untuk tahun ini, peringatan HPS ke - 39 akan berlangsung pada 2 - 5 Nopember 2019 di Sulawesi Tenggara. Ada dua komoditas yang menjadi fokus utama perhatian pemerintah yakni kakao dan sagu.

“Peringatan HPS tahun ini akan berlangsung di dua lokasi yakni Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan, tepatnya Kecamatan Angata,” kata Ketua Pelaksana HPS sekaligus Direktur Jenderal Hortikultura, saat mengecek kondisi persiapan di Desa Puudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, Rabu (16/11).

Baca Juga

Acara ini akan mengedepankan teknologi pertanian pada kedua komoditas tersebut.  Pemanfaatan teknologi ini sejalan dengan tema nasional yang mengusung Teknologi Industri Pertanian dan Pangan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045.

Beberapa teknologi yang ditampilkan antara lain pompa air berbasis android dan mesin pengolah kakao. Kedua teknologi besutan Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan)  ini digadang-gadang akan dioperasikan perdana oleh Presiden RI nanti.

Pompa air berbasis teknologi 4.0 ini dapat disetel hingga kejauhan ribuan kilometer. Power on - off menyatu dalam handphone operator dengan bantuan internet.

"Ini luar biasa sekali ya. Hanya dengan satu tangan, kita bisa mengoperasi mesin air dalam jarak jauh. Petani tidak perlu repot ke ladang untuk menyalakan air. Ini bahkan bisa dioperasikan dari Bogor," ucap Anton.

Hal ini diamini teknisi Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Heri. Dirinya menyebutkan meski baru diujicobakan di lokasi gelar teknologi pada pelaksanaan HPS, terbukti sangat membantu pelaksanaan panen kakao nanti.

"Mesin ini dapat dioperasikan jarak jauh asalkan sinyal internetnya kuat. Debit air dalam 1 detik sebanyak 4 liter. Apabila menyala lebih dari 3 jam, mesin akan otomatis mati," ujar Heri.

Budidaya kakao rakyat di Angata sudah cukup baik. Meski kemarau panjang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, tapi petani masih bisa panen dengan baik, bahkan panen di luar musim. “Dengan teknologi Balitbangtan, pada musim kemarau petani bisa panen di luar musim, bahkan sampai dua kali panen,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement