Jumat 18 Oct 2019 12:27 WIB

Kementan Kenalkan Teknologi Pengolahan Kakao di HPS 2019

Kementan akan teknologi tumpang sari kakao dengan tanaman pangan.

Dalam rangka Hari Pangan Nasional, Kementan memepersiapkan kakao dan sagu jadi komoditas andalan.
Foto: Dok Kementan
Dalam rangka Hari Pangan Nasional, Kementan memepersiapkan kakao dan sagu jadi komoditas andalan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian akan memamerkan teknologi pengolahan kakao pada peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS). Peringatan HPS ke - 39 akan berlangsung pada 2 - 5 Nopember 2019 di Sulawesi Tenggara.

Direktur Jenderal Hortikultura Anton Prihasto mengatakan di kebun petani yang menjadi lokasi acara gelar teknologi HPS in akan diperkenalkan teknologi tumpang sari kakao dengan tanaman pangan.

Baca Juga

Nantinya lahan kakao yang sedang diremajakan akan dilakukan tumpang sari dengan padi gogo, kedelai dan jagung. Anton menyebutkan pohon kakao di Angata sudah melalui peremajaan yang dinamakan sambung samping. Tehnik peremajaan bisa mempercepat panen.

"Ini adalah tanaman kakao varietas unggul MCC 02 yang produktivitasnya mencapai 2,5 ton. Di sini tanaman kakao sudah melalui peremajaan sambung samping. Tanaman yang tua dipangkas dan di sisi kiri - kanan ditempel batang baru. Jadi dengan sambung samping cukup 2 -  2,5 tahun tanaman bisa berbuah," ucap Anton.

photo
Salah satu teknologi yang akan dipamerkan di HPS 2019.

Pada perhelatan HPS nanti, Balibangtan juga akan memamerkan paket mesin pengolahan kakao. Terdiri dari alat sangrai, pengupas kulit, alat press, pelembut, pengayak, dan penghalus bubuk coklat.

Peneliti utama Balai Besar Pasca Panen Pertanian, Hernani menyebutkan alat ini mampu mendorong para petani menciptakan skala usaha rakyat. Dari alat ini bisa dibuat permen cokleat, selain atau cokelat batangan."

Sulawesi Tenggara pada 2018 memiliki luasan kebun kakao mencapai 257.789 hektare terdiri dari 42.229 hektare tanaman kakao belum menghasilkan (TBM), 135. 831 hektare tanaman kakao menghasilkan (TM) dan 79.729 hektare tanaman kakao tidak menghasilkan atau rusak. Sementara luas perkebunan milik rakyat di Kecamatan Angata ada 800 hektare.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement