REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan PT Garam membangun proyek percontohan produksi garam industri. Proyek percontohan ini akan dibangun dengan skala produksi 40 ribu ton per tahun.
"Ini merupakan pendanaan KPBU pemerintah dan badan usaha membangun infrastruktur," kata Kepala BPPT Hammam Riza di Jakarta, Jumat (18/10).
Kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) merupakan bentuk kerja sama antara pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan badan usaha milik negara atau daerah yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya badan usaha dengan memperhatikan pembagian risiko antara para pihak.
Hammammengatakan proyek percontohan produksi garam terintegrasi di wilayah Gresik, Jawa Timur, merupakan upaya pemenuhan kebutuhan garam nasional. BPPT berinvestasi Rp 28 miliar untuk membangun pabrik garam terintegrasi dengan skema kerja sama operasi (KSO) dalam proyek percontohan itu.
"Pembangunan pilot project garam industri kapasitas 40 ribu ton per tahun ini kami targetkan dapat selesai pada akhir tahun ini. Langsung dioperasionalkan bekerja sama dengan PT Garam untuk mengkaji kehandalan dari aspek ekonomi, durability (daya tahan), termasuk pemeliharaannya," ujar Hammam.
Pengembangan teknologi terkait produksi garam ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan garam nasional. Pemanfaatan teknologi juga ditujukan untuk membantu petani garam meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi garam.
Saat ini kebutuhan garam konsumsi sekitar dua juta ton per tahun sudah dapat dipenuhi dengan produksi dalam negeri, tetapi garam industri masih 100 persen impor. Impor garam tahun 2018 tercatat mencapai 2,7 juta ton.
Dalam upaya mendukung upaya pemenuhan kebutuhan garam industri,BPPT juga sedang mengkaji terap proyek percontohan produksi garam industri yang dapat menghasilkan berbagai produk turunan garam maupun bittern menjadi bahan baku obat, bahan farmasi, minuman isotonik, dan lainnya sehingga secara ekonomis seluruh mineral garam akan dapat dimanfaatkan secara optimal.
"Kami juga meminta seluruh pihak agar berkomitmen dalam upaya memenuhi kebutuhan garam konsumsi dan garam industri guna meningkatkan daya saing produksi garam rakyat menuju kemandirian, dan melepaskan ketergantungan terhadap garam impor," papar Hammam Riza.