REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menutup donasi untuk perantau Minang korban kerusuhan Wamena, Papua mulai Jumat malam pukul 23.59 WIB. Sejauh ini, jumlah dana yang telah terkumpul mencapai Rp 6,1 miliar.
"Uang masuk ke rekening Sumbar Peduli Sesama Rp 6,17 miliar dan uang keluar mencapai Rp 3,26 miliar. Total yang tersisa saat ini Rp 2,91 miliar," kata Kepala Biro Bina Mental Sekretariat Provinsi Sumbar, Syaifullah, di Padang, Jumat.
Menurut Syaifullah, uang keluar didominasi untuk keperluan membayar klaim tiket pesawat para perantau yang pulang ke Sumbar, santunan, dan sewa mobil. Ia mengatakan, awalnya yang dibantu adalah mereka yang benar-benar tidak punya lagi memiliki kemampuan secara materi untuk pulang ke kampung agar tidak terlunta-lunta di negeri orang.
Kondisi waktu itu, menurut Syaifullah, masih belum kondusif hingga para perantu dibantu bersama-sama. Namun, dalam prosesnya, karena jumlah sumbangan yang terkumpul sangat banyak hingga melebihi kebutuhan untuk memulangkan perantau yang terdampak kerusuhan, maka diambil keputusan untuk mengganti tiket mereka yang pulang secara mandiri.
Selain itu, perantau yang pulang juga mendapatkan santunan Rp 1 juta untuk dewasa dan Rp 500 ribu untuk anak-anak. Semua yang pulang, baik yang pulang dibantu pemerintah, dibantu Aksi Cepat Tanggap (ACT), atau pulang sendiri mendapatkan santunan.
Syaifullah mengatakan, data terakhir jumlah perantau yang pulang dari Papua itu adalah 860 orang. Sementara sisa anggaran yang masih tersimpan di rekening Sumbar Peduli Sesama rencananya akan diserahkan kepada perantau Minang yang masih berada di Wamena.
Namun, teknis dan jumlah bantuan yang diberikan masih akan dirembukkan bersama. Sementara itu, Kepala Biro Humas Setda Sumbar Jasman menyatakan terima kasih sebesar-besarnya untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga perantau bisa dipulangkan.
"Mudah-mudahan sumbangan itu menjadi amal ibadah untuk semua," katanya.