Sabtu 19 Oct 2019 01:03 WIB

Nila Moeloek Ingin Tetap Mengabdi Selepas tak Jabat Menteri

Nila merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Menteri Kesehatan, Nila Moeloek
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Nila Moeloek ingin tetap mengabdi kepada bangsa dan Tanah Air selepas menanggalkan jabatannya pada akhir pemerintahan 2014-2019.

"Kita tetap mengabdi kepada bangsa, saya punya background dari kesehatan. Saya tetap saja bisa mengerjakan banyak hal yang bisa dikerjakan," katanya, Jumat (18/10).

Baca Juga

Nila pada suatu kesempatan pernah mengungkapkan keinginannya kembali menjadi pengajar bidang kesehatan. Nila adalah dokter spesialis mata sekaligus ahli oftalmologi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jumat kemarin merupakan hari terakhir masa dinas Nila bekerja sebagai Menteri Kesehatan yang diakhiri dengan kunjungan kerja ke Gorontalo. Menurut dia, Kementerian Kesehatan telah bekerja keras melakukan banyak upaya meningkatkan kesehatan masyarakat selama lima tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Hal yang terbaru, pemerintah menurunkan angka kekerdilan dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 27,67 persen pada 2019. Nila menjabarkan beberapa program yang mengupayakan tenaga kesehatan untuk hadir di tengah-tengah masyarakat, seperti Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan Nusantara Sehat.

Dia mengatakan masih banyak pekerjaan rumah di Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia serta menurunkan sejumlah angka prevalensi penyakit yang terbilang tinggi di dunia. Nila berharap, menteri kesehatan penerusnya harus pro kepada rakyat dengan memberikan berbagai layanan kesehatan yang ada.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement