REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - - Mungkin bagi sebagian orang tanaman cecendet atau ciplukan tak asing. Tanaman ini cukup terkenal terutama untuk generasi 1990-an. Tanaman ini pun, dulu mudah ditemui karena tumbuh liar.
Namun saat ini, tanaman sudah jarang ditemukan. Padahal, banyak manfaat yang terkandung pada tanaman ini. Salah satunya sebagai obat peredam lulus.
Tanaman bernama latin, physalis angulata, cecendet atau ciplukan sendiri bentuknya seperti buah kersen, bulat kecil yang dilindungi oleh kelopak bunga.
Tanaman ini pun menjadi obyek dua peniliti. Bahkan, keduanya berhasil menemukan manfaat dari tanaman cecendet atau ciplukan. Dua peneliti tersebut, bernama Prof Dr Elin Yulinah Apt dan Prof Dr Afifah Sutjiatmo Apt yang berhasil mengolah daun cecendet menjadi obat peredam gejala lupus.
Ditemui di sela acara seminar farmasi Unjani yang ke-4, Elin Yulinah mengatakan obat herbal lupus yang dibuatnya ini telah diproduksi dengan nama Lesikaf.
Elin menjelaskan, Lesikaf merupakan produk kategori jamu dengan komposisi ekstrak cecendet yang telah melalui uji penelitian. Lesikaf menjadi alternatif terapi lupus yang relatif aman dan efektif.
"Kan hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan lupus," ujar Elin Yulinah kepada wartawan, belum lama ini.
Penyakit lupus dikenal sebagai penyakit 'seribu wajah', inflamasi autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya.
Menurut Elin Yulinah, walaupun tidak bisa menyembuhkan penyakit lupus hingga 100 persen, tapi cara kerja tanaman herbal ini bisa memberikan efek positif pada pengguna.
"Lesikaf bisa dikonsumsi tiap hari dibarengi dengan obat standar yang diminum sehari-hari," katanya.
Penelitian untuk membuat Lesikaf ini, kata dia, telah dilakukan keduanya selama 4 tahun. Mereka, melakukan penelitian hingga akhirnya bisa dibuat dalam bentuk kapsul ekstrak.
Sementara menurut Afifah Sutjiatmo, untuk proses pembuatan esktrak ini tidak sulit. Karena, bahan cecendet yang mudah ditemukan di Indonesia.
Acara seminar nasional farmasi Unjani ke-4 ini menjadi wadah bagi para peneliti dan praktisi untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka.
Mereka pun, memberikan informasi kepada para apoteker, tenaga kesehatan, lain dan masyarakat luas tentang bagaimana memanfaatkan ilmu farmasi khususnya dalam bidang olahraga di Indonesia.