Ahad 20 Oct 2019 06:39 WIB

Kematian Sulli, Komentar Warganet, dan Kerasnya Dunia K-Pop

Kabar kematian Sulli atau Choi Jin-ri masih menjadi perbincangan.

Rep: Prasetyo Agung (cek n ricek)/ Red: Prasetyo Agung (cek n ricek)
Sumber: Twitter
Sumber: Twitter

Kabar kematian Sulli atau Choi Jin-ri hingga hari ini masih memuncaki trending topic di jagat per-Twitteran Indonesia. Tercatat hingga sore ini, tagar populer dengan tanda pagar #RIPChoiJinri memuncaki sekitar dua ribu kicauan lebih. Aktris dan penyanyi eks grup f(x) tersebut sebelumnya ditemukan tewas gantung diri di rumahnya oleh pihak kepolisian pada Senin (14/10). SM Entertainment yang menanungi artis dari Korea Sealatan itu pun sudah buka suara terkait kematian Sulli.

“Kita masih belum mempercayai situasinya sekarang, dan kita hanya dipenuhi dengan kesedihan,” ungkap manajemen tersebut dikutip dari Soompi. SM Entertainment juga turut meminta beberapa media agar tidak menulis artikel-artikel spekulatif yang dapat menyebarkan desas-desus terkait kematian Sulli.

Di penghujung kariernya, artis yang memulai debutnya sejak berumur 11 tahun itu memang seakan tidak bisa lepas dari komentar negatif para warganet. Mereka seringkali memberikan komentar terhadap dandanan, keadaan tubuh, sampai gaya busananya yang telihat mencolok. Sulli bahkan sempat menangis di Instagram Live akibat komentar-komentar tersebut.

Sumber: Goblin

Saya bukan orang jahat, katakan saja satu hal (yang baik) kepada saya karena saya pantas menerimanya,” kata Sulli. Ditengarai akibat komentar pedas dan perundungan di media sosial inilah, Sulli yang tidak kuat menerima tekanan psikis sehingga depresi itu akhirnya mengakhiri nyawanya dengan cara bunuh diri.

Peristiwa tragis ini sekaligus mengulang tragedi dua artis Korea Selatan pendahulunya, Kim Jong-hyun dan Jeon Mi-seon. Jong-hyun yang merupakan pentolan grup Shinee bunuh diri pada 2017 lalu. Sementara aktris senior Jeon Mi-seon ditemukan tewas bunuh diri di hotel pada bulan Juni lalu.

Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan beberapa pesohor itu bisa depresi dan begitu mudahnya mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri?

Kesiapan Mental

Dokter spesialis kesehatan jiwa dr. Dharmawan AP, SpKJ, mengatakan kepada Kompas, banyak selebriti biasanya belum siap untuk hidup dalam ketenaran. Mereka juga belum siap menjalani hidup dalam kejaran target oleh agensi tempatnya bekerja.

"Mereka jadi kelelahan. Dengan begitu padatnya jadwal, kemana-mana harus manggung. Hidupnya serasa tidak ada yang lain cuma dijadikan mesin pencari uang,” ungkap psikiater tersebut.

Menurut Dharmawan, kondisi ini juga rentan terhadap seseorang yang berada dalam usia kritis, atau di atas usia 20 tahun. Dalam teori perkembangan psikososial Erik Erikson, usia ini adalah fase dimana seseorang dalam berkomitmen dalam hidupnya.

Baca Juga: Sulli Eks Grup  f(x) Ditemukan Tewas di Rumahnya

Jika seseorang gagal melewati tahapan ini atau memiliki sedikit kepekaan diri, maka akan timbul rasa keterasingan dan jarak berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain. Hal inilah kemudian yang dapat memicu munculnya depresi jika tidak ditangani dengan cara yang tepat.

Sumber: Twitter

Terlepas dari itu semua, tingkat bunuh diri di Negeri Ginseng ini juga cukup memprihatinkan. Menurut data OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) tahun 2016, 25,8 dari 100 ribu warga di negara Asia Timur ini telah melakukan bunuh diri. Penyebab bunuh diri di Korea Selatan bervariasi, tetapi kebanyakan karena depresi dan paling banyak dialami remaja dan lansia.

Mengutip dari CNBC, sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti di Korea Selatan sejak 2005 sampai 2009 telah mempelajari kasus bunuh diri 13 artis yang terjadi sepanjang periode tersebut. Hasilnya, mereka yang menggeluti profesi tersebut lebih rentan terpapar depresi dan keinginan untuk bunuh diri. Metodenya pun rata-rata sama, yakni memilih gantung diri.

Pemerintah Korea Selatan sendiri telah meluncurkan rencana aksi antar kementerian pada awal tahun 2018 untuk menurunkan tingkat bunuh diri menjadi 17 per 100.000 sebelum 2022. Langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut diprakarsai oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan dan beberapa kantor lainnya, termasuk Kantor untuk Koordinasi Kebijakan Pemerintah, Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata; dan Dinas Kehutanan.

Dan semoga saja, Choi Jin-ri ialah korban perundungan di media sosial terakhir di Korea Selatan yang melakukan tindakan tersebut. (Ed: Thomas Rizal)

BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ceknricek.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ceknricek.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement