Sabtu 19 Oct 2019 13:05 WIB

Soal Kompetisi Usia Muda, PSSI Dinilai Sudah di Jalur Tepat

Ketika semua klub elite memiliki akademi junior maka itu merupakan hal positif.

PSSI
Foto: Antara
PSSI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola nasional, Yusuf Kurniawan, menilai PSSI sudah berada di jalur yang tepat dalam hal pembinaan sepak bola kelompok usia. Keyakinan ini disampaikannya terkait upaya PSSI membangun kompetisi berjenjang. 

“Salah satu yang positif dari kepengurusan PSSI yang sekarang ini tak lain departemen kompetisi, yakni bagaimana mereka memunculkan program Youth Elite Pro Academy,” kata Yusuf.

Menurut Yusuf, ketika semua klub elite atau liga profesional memiliki akademi junior maka itu merupakan hal positif. "Jadi tidak ada rantai yang terputus dan semua klub bisa mengambil pemain yang mereka bina sendiri,” ujarnya menambahkan.

Pembenahan kompetisi kelompok usia memang menjadi fokus PSSI di tahun 2019. Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, pada April lalu, mengatakan kompetisi Liga 1 U-16, Liga U-18, dan Liga U-20 digelar bersinergi dengan pihak klub. 

Selain itu, PSSI juga menggelar Piala Soeratin untuk kelompok usia 13 tahun, 15 tahun, dan 17 tahun. Tisha bahkan menyebut bahwa PSSI memiliki rencana menggelar kompetisi U-14 pada 2020. 

“Harus diakui bahwa kompetisi berjenjang ini merupakan hal positif dari PSSI sekarang. Menurut saya, hal ini harus dipertahankan oleh pengurus berikutnya, harus menjadi konsentrasi mereka. PSSI ke depan jangan cuma pragmatis mengurusi tim senior. Justru di kompetisi junior ini yang sebenarnya merupakan gudang pemain masa depan,” kata Yusuf. 

“Mudah-mudahan kompetisi berjenjang ini menjadi jawaban dari pertanyaan banyak orang mengapa timnas kita jago di level junior, namun keok ketika senior. Semoga buah dari Elite Pro Academy ini bisa kita nikmati 5-6 tahun ke depan,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement