Sabtu 19 Oct 2019 15:35 WIB

Risma Jadi Calon Menteri, Politikus PDIP: Masih Spekulasi

PDIP telah menyodorkan beberapa nama calon menteri kepada Jokowi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani.
Foto: Republika/Wihdan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) enggan berkomentar banyak kebenaran isu salah satu kadernya Wali Kota Surabaya, Jawa Timur Tri Rismaharini ditarik menjadi menteri di kabinet pemerintahan kedua presiden Joko Widodo (Jokowi) 2019-2024 mendatang. Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mengaku hingga saat belum ada konfirmasi bahwa Risma dipilih Jokowi menjadi menteri.

"Semua masih spekulasi," ujarnya saat ditemui Republika usai mengisi acara diskusi bertema "Teka-Teki Menteri dan Koalisi", di Jakarta, Sabtu (19/10).

Baca Juga

Disinggung mengenai Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang tersirat menyatakan partainya memboyong Risma ke Jakarta, Andreas mengakui hal itu memang tidak mustahil. Apalagi, kinerja Risma sebagai kepala daerah yang bagus.

Ia mengakui PDIP telah menyodorkan beberapa nama untuk menjadi menteri untuk membantu Joko Widodo di pemerintahan keduanya. Kendati demikian, ia mengaku tidak mengetahui persis nama-namanya.

Di tempat yang sama, Direktur Eksekturif Indo Barometer M Qodari mengakui, Risma berpotensi menjadi menteri. Ia menganalisis mengapa presiden pejawat itu berpeluang menarik Risma ke Jakarta. Menurutnya, Jokowi memiliki perhatian khusus pada kepala daerah.

"Apalagi kalau dia (kepala daeeah) ini bagus dan terbukti di daerah maka menjadi menteri jadi pilihan menarik karena ini kepemimpinan nasional merupakan keberlanjutan kepemimpinan lokal," katanya.

Tetapi ia menegaskan politik memiliki jalur bermacam-macam. Ia menjelaskan, bisa jadi hari ini PDIP menilai Risma menjadi sosok yang terbaik menjadi menteri. Atau bisa juga kepala daerah atau sosok lainnya yang juga dianggap tak kalah menarik.

"Yang tahu rencana-rencana itu kan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tetapi berita A1 ya tetap dari presiden Joko Widodo," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement