REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menampik kritikan tentang langkahnya menarik pasukan AS dari Suriah yang dinilai merusak kredibilitas AS, mengkhinati sekutu Kurdi, serta membuka pintu bagi kebangkitan ISIS. Trump memuji perjanjian gencetan senjata yang meski nampaknya berisiko sebab Turki dan milisi Kurdi berbeda pendapat soal gencetan senjata.
"Kami telah mengalami kesuksesan luar biasa yang saya pikirkan selama beberapa hari terakhir," ujar Trump, Jumat. Trump menyatakan, bahwa pemerintahannya telah mengambil kendali atas minyak di Timur Tengah.
Trump membuat pernyataan sebanyak dua kali pada Jumat, namun pejabat AS lainnya tidak dapat menjelaskan apa yang dimaksudkan presiden. Menyebut pendekatan Suriahnya tidak kontroversial, Presiden Trump mengatakan bahwa gencetan senjata oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan milisi Kurdi adalah langkah tepat dan baik untuk patuh terhadap langkah gencetan senjata.
"Ada niat baik di kedua sisi dan peluang yang sangat bagus untuk dinyatakan sukses," cicit Trump di Twitternya.
Kesepakatan antara Turki dan AS mengenai zona aman yang direncanakan di Suriah utara juga diyakini dapat membantu mengurangi ketegangan situasi di kawasan tersebut. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Jumat (18/10).
Stoltenberg yang berbicara dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa situasi di timur laut Suriah rapuh dan sulit. "Saya percaya pernyataan ini dapat membantu mengurangi situasi, karena itu membantu memperbaiki situasi di sana," tuturnya dilansir Anadolu Agency, Sabtu (19/10).