REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan wisata Monunen Nasional (Monas) akan ditutup saat pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024 pada Ahad (20/10) besok. Penutupan kawasan wisata unggulan Jakarta tersebut karena lokasinya yang berada di kawasan ring satu.
"Hasil koordinasi dengan TNI-Polri, jadi semua kawasan akan ditutup sepenuhnya, karena lokasinya berada di ring satu. Sebagai langkah antisipasi untuk menekan adanya kejahatan di lingkup istana," kata Kepala Seksi Ketertiban UPT Monas, Yayang Kustiawan, saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (19/10).
Selain mencegah kejadian yang tidak diinginkan saat acara pelantikan, penutupan tersebut juga karena kawasan Monas akan digunakan sebagai tempat transit dan sterilisasi tamu yang akan datang ke Istana Kepresidenan. "Jadi di Monas ada tenda untuk pengecekan keamanan pakai metal detector, konsepnya sih itu tidak disampaikan ke kami. Ya biasa seperti saat lebaran, open house, itu kan ditampung dulu di Monas, disortir, baru setelah itu dibawa ke istana menggunakan bus," ucap Yayang.
Penutupan kawasan tersebut, kata Yayang, akan dimulai hari Ahad (20/10) pukul 00.00 malam dengan durasi menyesuaikan dengan situasi di lokasi. "Durasi penutupan itu menyesuaikan, artinya kalau memang sorenya sudah dinilai kondusif, ya kami buka," ujar Yayang.
Meski tutup pada Ahad, Monas tetap tidak beroperasi pada Senin (21/10) karena jadwal perbaikan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan sejauh ini belum ada rencana rekayasa lalu lintas perubahan rute kendaraan. Kata dia, rekayasa lalu lintas seperti itu dilakukan secara situasional.
Untuk membantu mengamankan lalu lintas di sekitar Gedung DPR RI dan Istana Negara, pihaknya mengerahkan 320 personel di 44 titik di sekitar Istana Negara maupun DPR RI. Mereka dikerahkan untuk membantu mengatur lalu lintas di sekitar gedung DPR/MPR.
Harapannya, tamu kenegaraan maupun masyarakat yang datang ke sana tidak tersendat macet. "Kami juga mengerahkan armada mobil untuk membantu petugas dalam mengatur lalu lintas. Di antaranya 12 mobil derek, 20 mobil patroli, dua unit mobil VMS, satu unit mobil rescue dan tiga unit mobil crane," katanya.
"Mobil derek kami kerahkan untuk mengantisipasi bila ada mobil mogok atau parkir liar, sehingga keberadaannya tidak membuat lalu lintas tersendat," tuturnya.