Sabtu 19 Oct 2019 23:05 WIB

Disbud Palembang Jadikan Museum Lebih ke Publik

Disbud Palembang menggencarkan program seperti museum keliling.

Red: Ratna Puspita
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Foto: Wikimedia.com
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dinas Kebudayaan Kota Palembang memaksimalkan fungsi edukasi museum dengan menggencarkan kegiatan-kegiatan yang lebih dekat ke publik. Program dekat ke publik seperti museum keliling, museum go to school, pameran-pameran dan diskusi-diskusi diperlukan untuk meningkatkan literasi sejarah serta budaya masyarakat sekaligus mendekatkannya dengan museum.

"Dulu museum belum banyak program yang dekat ke publik karena terbatas dana, tapi sekarang ada Dana Alokasi Khusus (DAK) Kemendikbud, jadi kami bisa membuat upaya pendekatan museum dengan masyarakat lebih maksimal," ujar Kepala Seksi Permuseuman Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Nyimas Ulfa, Sabtu (19/10).

Baca Juga

Terdapat lima museum besar di Palembang, yakni Museum Balaputera Dewa, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Museum Monpera dan Museum swasta AK Gani. Menurut dia, museum tersebut perlu membuka diri menjadi ruang publik yang inklusif.

Dengan demikian, museum tidak terkesan hanya sebatas ruang menyimpan benda-benda sejarah dan cenderung bergerak pasif. Lebih dari itu, museum harus aktif menyampaikan pesan agar generasi penerus menjaga aset sejarah yang ada.

Untuk membuat program dekat ke publik semakin luas, Disbud Palembang juga berencana mengangkat bangunan-bangunan bersejarah di Kota Palembang sebagai galeri atau museum yang mewakili sejarah dan budaya identitas lokal. Bangunan ini seperti Rumah Kampung Kapitan, Rumah Kampung Al-Munawar, Kantor Ledeng dan Pabrik Es Assegaf.

"Selama ini bangunan-bangunan itu hanya sebatas destinasi wisata sehingga pesan sejarahnya tidak benar-benar sampai kepada pengunjung, jadi perlu dibuatkan semacam galeri yang menjelaskan sejarah wilayah itu, apalagi wisatawan mancanegara lebih menyukai suatu tempat jika mereka bisa langsung tahu sejarahnya," kata Nyimas.

Palembang sebagai kota tertua di Indonesia yang berusia 1336 tahun memiliki potensi besar menjadi kawasan wisata sejarah, budaya, selagi semua pihak memberi perhatian optimal, misalnya bersama-sama memelihara benda dan bangunan bersejarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement