REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama lima tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membangun 39 rute jembatan udara. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal tersebut dilakukan dengan membuat rute penerbangan ke daerah pedalaman, terpencil, dan terluar untuk meningkatkan konektivitas logistik.
"Sebab selama ini mereka (masyarakat di daerah pedalaman) hanya mendapatkan pasokan logistiknya dari angkutan-angkutan logistik saja," kata Budi di kawasan Menteng, Sabtu (19/10).
Jembatan udara tidak hanya dibangun untuk menyambung kemudahan logistik di daerah terluar. Budi mengatakan pembangunan infrastruktur transportasi juga dilakukan agar membuka ruang ekonomi baru di daerah-daerah.
"Misalnya melalui dukungan atas pengembangan kawasan wisata dengan penyediaan akses transportasi dari dan menuju kawasan wisata, baik sarana maupun prasarana pendukung," ujar Budi.
Sebab, menurut Budi, pariwisata berkaitan erat dengan sektor ekonomi kreatif dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Dia menuturkan, Presiden Jokowi menginginkan segala kegiatan perhubungan harus memberikan suatu ruang ekonomi atau potensi baru.
Sejak 2015 hingga 2019, Kemenhub menargetkan 15 bandara baru dibangun. Hingga 2018 sebanyak 10 bandara baru terbangun yaitu di Anambas (2015), Namniwel (2015), Miangas (2016), Morowali (2016), Werur (2017), Maratua (2017), Koroway Batu (2017), Kertajati (2018), Samarinda Baru (2018), Tebelian (2018). Sementara pada 2019 terdapat bandara baru di Muara Teweh dan Piantas serta tiga yang masih proses dan selesai pada akhir 2019 yakni di Siau, Tambelan, dan Buntukunik.