Ahad 20 Oct 2019 17:28 WIB

Usai Dilantik, Jokowi Mau Birokrasi Berorientasi pada Hasil

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung tabiat birokrasi Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo bersiap mengikuti upacara pelantikan presiden dan Wakil Presiden di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo bersiap mengikuti upacara pelantikan presiden dan Wakil Presiden di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung tabiat birokrasi Indonesia, dalam pidato perdananya sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 di Gedung MPR/ DPR, Ahad (20/10). Jokowi menegaskan birokrasi dalam bekerja harus memastikan rakyat bisa mendapatkan dan merasakan manfaat dari program yang dijalankan pemerintah.

Jokowi menyampaikan dalam kepemimpinannya lima tahun mendatang, dirinya ingin memastikan sistem birokrasi mampu memastikan bahwa masyarakat merasakan hasil pembangunan. Ia tak ingin lagi budaya birokrasi yang hanya sekadar menjalankan program, tanpa mengecek ke lapangan apakah tujuan program itu tercapai.

Baca Juga

Jokowi menganalogikan sistem birokrasi Indonesia dengan pengiriman pesan via aplikasi Whatsapp. Dalam komunikasi via Whatsapp, ujar Jokowi, dikenal dua tanda 'centang' sebagai simbol bahwa pesan itu sudah terkirim. Kemudian ada pula tanda dua centang biru sebagai simbol bahwa pesan itu sudah diterima. Bila dihubungkan dengan sistem birokrasi saat ini, Jokowi menilai birokrat hanya fokus pada mengirim pesan tanpa memastikan apakah pesan tersebut sudah diterima.

"Tugas kita itu menjamin delivered, bukan hanya menjamin sent. Saya tidak mau birokrasi pekerjaannya hanya sending-sending saja. Saya minta dan akan saya paksa bahwa tugas birokrasi adalah making delivered. Tugas birokrasi (Kita) itu menjamin agar manfaat program dirasakan oleh masyarakat," jelas Jokowi dalam pidatonya, Ahad (20/10).

Jokowi menyampaikan bahwa fokus kerja pemerintah selanjutnya adalah orientasi hasil, tak lagi hanya orientasi hasil. Ia mengaku kerap mengingatkan menteri-menterinya bahwa tugas mereka tak sekadar membuat kebijakan namun menjadi pelayan masyarakat dan memastikan masyarakat menikmati hasil pembangunan.

"Seringkali birokrasi melaporkan bahwa program sudah dijalankan, anggaran telah dibelanjakan. Kalau ditanya, jawabnya "Programnya sudah terlaksana Pak. Tetapi, setelah dicek di lapangan, setelah saya tanya ke rakyat, ternyata masyarakat belum menerima manfaat," ujar Jokowi.

Jokowi resmi dilantik sebagai presiden bersama Maruf Amin sebagai wakil presiden. Rencananya pada Senin (21/10) pagi besok, Jokowi akan mengenalkan menteri-menteri pilihannya yang akan membantu kinerjanya hingga lima tahun ke depan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement