Ahad 20 Oct 2019 23:23 WIB

Jejak Masjid al-Hakim, Kebanggan Dinasti Fatimiyah

Masjid al-Hakim dikenal juga dengan nama lain Masjid al-Anwar.

Masjid al-Hakim Fatimiyah
Foto: Wikipedia
Masjid al-Hakim Fatimiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid al-Hakim dikenal juga dengan nama lain Masjid al-Anwar. Ini merupakan warisan Islam di negeri Fir'aun, tepatnya di Kairo, Mesir. Nama bangunan ini terinspirasi dari al- Hakim bin Amrullah (985-1021), khalifah Fatimiyah keenam.

Pembangunannya dimulai pada tahun 990 pada masa pemerintahan Khalifah al- Aziz. Penyelesaiannya dilaksanakan oleh al-Hakim Bi Amrillah pada tahun 1012. Al- Hakim Bi Amrillah mewarisi takhta dari ayah nya, al-Aziz, pada tahun 996, hanya enam tahun setelah pekerjaan pembangunan dimulai.

Tidak seperti ayah dan kakeknya yang bijak, al-Hakim Bi Amrillah dikenal kejam. Ironisnya, ia sendiri kemudian dibunuh pada 1021, hanya 9 tahun setelah Masjid al-Hakim selesai dibangun. Tempat sujud ini awalnya dibangun sebagai pagar oleh wazir Fatimiyah Jawhar Al-Siqilli (sekitar 928-992), tetapi kemudian menjadi bagian dari benteng.

Bangunan ini terdiri atas bangun persegi panjang yang tidak teratur dengan empat atap yang mengelilingi halaman. Bagian yang tidak biasa adalah pintu masuk dengan serambi batu yang menonjol. Terletak di Kairo, di sisi timur Jalan Muizz, tepat di selatan Bab Al-Futuh (gerbang utara).

Fitur paling spektakuler dari masjid ini adalah menara. Awalnya kedua menara berdiri masing-masing yang terbuat dari dinding bata di sudut-sudutnya. Ini adalah menara yang masih berdiri paling awal di kota dan telah sering mengalami renovasi selama beberapa waktu.

Selain menara, terdapat pelat atau lempengan nama yang terukir di atas batu yang terletak di bagian atas gerbang masuk menghadap bagian dalam Masjid. Lempengan ini rusak karena tak terurus. Sebelumnya, potongan lempengan tersebut ditemukan selama pekerjaan renovasi.

Gempa bumi besar melanda Kairo pada tahun 1303 yang sebagian menghancurkan bagian atas menara, dan juga menyebabkan kerusakan serius pada bagian lain dari Masjid al-Hakim. Tahun berikutnya, pada tahun 1304, Baybars, seorang pemimpin Mamluk yang hebat, telah memperbaiki masjid.

Sebagai hasilnya, beberapa fitur asli masjid hilang. Namun, banyak dari arsitektur asli tetap ada, bahkan sampai hari ini. Pada tahun 1980 ACE / 1401 H, masjid ini kembali direnovasi. Kemudian, dipercantik dengan batu marmer dan hiasan emas oleh seorang dermawan bernama Mohammed Burhanuddin.

Sisa-sisa dekorasi asli, termasuk ukiran plesteran, balok kayu, dan prasasti Alquran dipulihkan sebagai bagian dari renovasi. Niatnya untuk mengembalikan Masjid al-Hakim kuno sebagai tempat ibadah.

Saat renovasi masjid ini ditambahkan dengan mishkat atau lentera yang memiliki de korasi mewah. Ceruk tempat ditemu kannya motif lentera mirip dengan ceruk mirab masjid al-Azhar, yang sama juga sekarang ditemukan di masjid al-Hakim, yang memiliki motif sentral dan menyerupai lampu besar.

Saat ini masjid tersebut masih digunakan sebagai tempat ibadah. Menara uniknya menarik wisatawan lokal dan asing. Masjid al-Hakim sekarang menjadi tempat bagi orang Mesir berdoa serta menikmati ketenangan dan kedamaian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement