Senin 21 Oct 2019 11:20 WIB

Kota Batu Alami Listrik Padam Berulang Akibat Angin Kencang

Jaringan listrik di Kota Batu rusak akibat angin kencang.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Angin kencang. Ilustrasi
Angin kencang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Malang meminta maaf atas pemadaman yang terjadi di beberapa wilayah PLN ULP Kota Batu, setelah daerah tersebut diterjang angin kencang. Pemadaman listrik berkali-kali dilakukan di antaranya di beberapa desa di Kecamatan Bumi Aji.

Manager PLN UP3 Malang Mohammad Eryan Saputra mengungkapkan, pemadaman dilakukan lantaran adanya jaringan listrik yang mengalami kerusakan akibat terjangan angin kencang. Namun demikian, Eryan menegaskan, pihaknya hingga kini terus berusaha memulihkan jaringan-jaringan listrik yang rusak tersebut.

Baca Juga

"Angin kencang yang terjadi menyebabkan pohon tumbang di beberapa lokasi dan merusak jaringan listrik PLN. Kami terus berupaya memulihkan jaringan listrik yang rusak, dan memulihkan sistem kelistrikan," ujar Eryan melalui pesan singkatnya, Senin (21/10).

Eryan memaparkan beberapa jaringan listrik yang rusak akibat terjangan angin kencang tersebut. Untuk jaringan tegangan menengah, kerusakan terjadi pada jaringan SUTM sepanjang 250 Ms. Kemudian ada satu buah tiang beton tegangan menengah yang roboh dan patah

"Terkait tiang beton tegangan rendah yang mengalami kerusakan masih proses pendataan ulang karena akses ditutup oleh BPBD," ujar Eryan.

Selain itu, ada 11 gardu trafo tiang yang diakuinya padam. Eryan pun mengungkapkan, pelanggan yang mengalami pemadaman akibat kerusakan jaringan tersebut mencapai 1.015 pelanggan. Diakuinya, upaya recovery dihentikan sementara waktu karena peringatan dini kepolisian dan BPBD.

"Dikarenakan kondisi cuaca angin sangat kencang mengganggu pandangan dan pernapasan. Recovery dihentikan sementara oleh Babinsa dan BPBD karena akses terhalang oleh cuaca ekstrem badai berdebu di wilayah UP3 Malang," kata Eryan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement