REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Densus 88 memeriksa Gardu Induk Tasikmalaya milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Jalan Sambong Jaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Senin (21/10). Pemeriksaan itu berkaitan dengan penangkapan terduga teroris berinisial W (23 tahun) di Cirebon pada Jumat (18/10).
Petugas kemananan Gardu Induk Tasikmalaya, Isep Ramadan membenarkan bahwa W merupakan karyawan PLN. Di gardu induk tersebut, W bertugas sebagai operator.
"Sudah dua tahun kerja di sini," kata dia, Senin (21/10).
Menurut dia, tak ada tanda-tanda mencurigakan dari keseharian W. Bahkan, W dinilai sebagai karyawan yang terbuka dan suka menegur karyawan lainnya. Ia hanya mengenal terduga teroris sebatas rekan kerja. Ramadan mengatakan, di Tasikmalaya W tinggal di MES PLN. Sementara saat libur, ia pulang ke rumahnya di Cirebon.
"Kalau ke kantor juga gak pernah bawa teman. Soalnya teman juga gak boleh dibawa ke sini," kata dia.
Salah satu warga sekitar, Eni (58) mengatakan, pihaknya sama sekali tak kenal dengan karyawan PLN di tempat itu yang menjadi terduga teroris. Ia bahkan kaget sejumlah polisi melakukan pemeriksaan gardu induk.
"Saya tidak tahu orangnya, tidak pernah jajan ke sini juga kayaknya. Di sini biasanya kalau sering jajan mah kenal," kata dia, Senin (21/10).
Menurut dia, selama ini tak terdapat aktivitas yang mencurigakan di trmpat itu. Para pekerja bekerja seperti biasa selama dirinya membuka warung di depan gardu induk tersebut.
Sementara itu, Supervisor Gardu Induk Tasikmalaya Andi Prasetya tak mau memberikan keterangan lebih lanjut. Ia meminta wartawan menunggu keterangan resmi dari pihak kepolisian.