REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor dan penyanyi religi Syakir Daulay merilis buku perdana berjudul Ijo Tomat (Ikatan Jomblo Terhormat). Lewat karya itu, Syakir ingin menyemangati para pemuda yang masih lajang atau biasa dijuluki dengan sebutan jomblo.
"Kebanyakan follower Syakir itu jobil alias jomblo labil yang cerita kalau lagi galau, susah move on, dan banyak masalah lain. Lewat buku ini, Syakir ingin membuat "Ijo Tomat" jadi semacam gaya hidup buat anak muda," kata Syakir.
Dia menjelaskan, jomblo terhormat yang dimaksud adalah memilih menjadi lajang untuk menyiapkan diri menjadi versi terbaik. Bukan berarti mereka yang tidak berpacaran adalah orang-orang yang kurang laku serta kurang disukai lawan jenis.
Terlebih, bagi remaja dan anak muda yang masih bersekolah atau menempuh pendidikan tinggi. Pemuda 17 tahun kelahiran Bireuen, Aceh, itu mengingatkan masih banyak hal lain yang bisa dilakukan seperti mendalami hobi dan mengejar cita-cita.
Dengan gaya bahasa kekinian dan khas anak muda, Syakir seperti mengobrol dengan pembaca melalui bukunya. Ada banyak perenungan tentang ajaran agama serta moralitas, tetapi disampaikan tanpa menggurui. Pembaca akan merasa seperti menyimak teman bercerita.
Syakir tidak melarang siapapun untuk jatuh cinta. Pelantun lagu "Fa Lakal Hamdu" itu sekadar mengingatkan untuk memosisikan cinta pada waktu dan tempat yang tepat. Tidak ada naungan lebih pas untuk cinta antara lawan jenis selain pernikahan.
Menurut perspektif Syakir, cinta yang tidak pada tempatnya hanya membuang-buang waktu dan membuat sakit hati. Itu sebabnya banyak pemuda dan remaja merasa galau. Padahal, Syakir menilai, kejombloan itu seharusnya perlu disyukuri bukan diratapi.
"Kalau fokus ke cita-cita, cinta pasti ngikut. Tapi kalau fokus ke cinta, cita-cita belum pasti ngikut. Gua suka kalau banyak kesibukan, jadi nggak ada kesempatan buat hal-hal yang nggak berarti," ucapnya.
Ijo Tomat (Ikatan Jomblo Terhormat) yang dirampungkan Syakir selama 3,5 bulan sudah tersedia di toko buku atau melalui pembelian daring dengan harga Rp 69 ribu. Buku sudah memasuki cetakan kedua dengan cetakan pertama sebanyak 4.000 eksemplar terjual habis.