REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Erick Thohir sebagai menteri di bidang ekonomi. Hal ini diungkapkan bos Mahaka Group ini setelah bertemu empat mata dengan Jokowi di Istana Merdeka, Senin (21/10) siang.
Meski begitu, Erick enggan membocorkan lebih banyak posisi menteri yang akan ia duduki. "Saya lebih banyak di ekonomi. Saya rasa beliau kemarin menyampaikan di 2045 target kita menjadi negara maju, di mana GDP per tahun 300 juta (dolar AS) lebih. Rata-rata gaji hampir Rp 30 juta per bulan," kata Erick.
Erick menyampaikan, dalam pertemuannya dengan Jokowi, dirinya banyak diajak berbicara mengenai visi pembangunan Indonesia ke depan. Khususnya, ujar Erick, menyangkut visi ketiga presiden yang sempat disampaikan dalam pidato pelantikan di Gedung MPR-DPR, Ahad (20/10) kemarin.
Presiden, kata dia, ingin membenahi birokrasi di Indonesia. Tak hanya itu, Erick juga mengungkapkan bahwa seluruh calon menteri yang dipanggil Jokowi diminta menyepakati pakta integritas yang akan dijadikan acuan kerja hingga lima tahun ke depan.
"Tentu jabatan ini bukan sesuatu yang euforia, tetapi sebuah amanat yang menurut saya sangat-sangat berat. Beliau juga tidak sungkan-sungkan semua calon menteri harus menandatangani pakta integritas. Di pidato beliau menyampaikan beliau mencopot menteri yang tidak bisa menjalankan KPI (key performance index)," katanya.
Pada prinsipnya, Erick menegaskan, dirinya siap membantu Presiden Jokowi dalam pemerintahan mendatang. Erick menjadi tokoh kelima yang diundang Jokowi pagi ini, setelah mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, CEO Gojek Nadiem Makarim, Bupati Minahasa Selatan Tety Paruntu, dan praktisi media Wishnutama. Jokowi memang mengundang sejumlah tokoh yang digadang-gadang menjadi menteri sejak pagi.