Senin 21 Oct 2019 14:20 WIB

Kemenag Jelaskan Alasan di Balik Tema Hari Santri Tahun ini

Santri sangat berpotensi menjadi agen perdamaian dunia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
PCNU Kota Tasikmalaya menggelar perayaan Hari Santri Nasional di Jalan dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Sabtu (19/10).
Foto: Republika/Bayu Adji P
PCNU Kota Tasikmalaya menggelar perayaan Hari Santri Nasional di Jalan dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Sabtu (19/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan momen penting santri dan pondok pesantren dan juga bagi pemerintah. Karena itu, Kementerian Agama (Kemenag) menyemarakkan Hari Santri tahun ini dengan beberapa kegiatan yang telah disiapkan sejak jauh hari.  

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, mengatakan Kemenag berharap dengan diselengarakanya kegiatan tersebut, santri dan semua potensi pesantren bisa ikut mengawal isu perdamain di Indonesia maupun di dunia.  

Baca Juga

"Secara umum semua kegiatan untuk semarakkan Hari Santri sudah sukses, dan bahkan lebih lebih dari ekspektasi. Kegiatan itu diselengarakan sesuai dengan tema tahun ini agar santri bisa mengawal isu perdamaian," ujar Zayadi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (21/10). 

Peringatan Hari Santri yang digelar Kemenag mengambil tema “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia”. Menurut Zayadi, isu perdamaian diangkat berdasar fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian.  

Sebagai laboratorium perdamaian, lanjutnya, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran Islam rahmatan lil alamin, yaitu Islam ramah dan moderat dalam beragama. Menurut dia, sikap moderat dalam beragama ini sangat penting bagi masyarakat yang plural dan multikultural.  

"Dengan cara seperti inilah keragaman dapat disikapi dengan bijak, serta toleransi dan keadilan dapat terwujud. Semangat ajaran inilah yang dapat menginspirasi santri untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia," ucapnya.  

Menurut dia, beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan untuk menyambut Hari Santri tahun ini diantaranya, Kodpar Akbar Santrinet Nusantara, Muktamar Pemikiran Santri Nusantara, Malam Kebudayaan Pesantren, Roan Akbar, dan Parade Santri Cinta Damai. 

Sementara itu, Malam Puncak Peringatan Hari Santri 2019 atau SantriVersary akan digelar di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada Senin (21/10) malam. Malam puncak ini akan dihadiri sejumlah tokoh di antaranya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan juga ulama seperti Gus Muwafiq dan Habib Jindan. "SantriVersary ini intinya syukuran dari peringatan hari santri. Jadi banyak diisi dengan renungan tentang hari santri," kata Zayadi.  

Dia mengatakan, semua rangkaian kegiatan tersebut akan diakhiri dengan Upacara Peringatan Hari Santri 2019 yang akan dilaksanakan pada Selasa (22/10) besok. "Upacara peringatannya besok diselenggarakan se-Indonesia serentak, di pesantren, di kantor Kemenag, dan di beberapa kantor pemeintah daerah," jelas Zayadi.  

Selain itu, kata dia, pada tahun ini pihaknya juga menyelenggarakan Lomba Logo Hari Santri 2019 dan Santri Millenial Competitions 2019, yaitu lomba video pendek berupa iklan layanan masyarakat tentang perdamaian, pesan ulama, muhadharoh santri, dan syair pesantren.  

Menurut dia, ada yang berbeda dari peringatan Hari Santri 2019 dengan tahun sebelumnya, yaitu selain tema yang berbeda dan lokasi yang berbeda, materi atau konten dari setiap rangkaian kegiatan juga berbeda.  Misalnya, dalam kegiatan Muktamar Pemikiran Santri Nusantara temanya juga disesuaikan dengan tema Hari Santri 2019. "Kemudian pada Parade Santri Cinta Damai kali ini juga dilakukan pembentangan bendera Merah Putih sepanjang 740 meter," ujarnya. 

Selain disemarakkan Kemenag, menurut dia, peringatan Hari Santri juga selalu dilaksanakan secara mandiri oleh komunitas pesantren se-Indonesia. Menurut dia, kegiatan yang diselenggarakan pun semakin beragam setiap tahunnya. "Kami melihat bahwa dari tahun ke tahun, variasi event-nya makin beragam dan makin semarak," kata Zayadi. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement