REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto berpendapat, terjangan angin kencang yang melanda Kota Batu, dipengaruhi kebakaran hutan dan lahan di sekitarnya. Dimana kebakaran hutan dan lahan di sekitar wilayah dimaksud, menimbulkan pemanasan yang mampu mengangkat udara dengan kuat dan cepat.
"Berdasarkan analisa kami mengenai angin kencang di daerah Cangar, disebabkan karena adanya pemanasan yang kuat akibat kebakaran hutan dan lahan di sekitar daerah tersebut. Sehingga udara dapat terangkat dengan kuat dan cepat," kata Teguh dikonfirmasi Senin (21/10).
Teguh menjelaskan, ketika pemanasan yang demikian terjadi di suatu tempat, maka di tempat itu seolah-olah terjadi kekosongan udara yang dengan cepat pula diisi oleh udara sekitarnya. Sehingga daerah tersebut menjadi daerah pumpunan angin dan pengumpulan udara.
"Pengumpulan udara yang berlangsung sangat cepat menimbulkan pusaran angin. Pusaran angin seperti kejadian tersebut paling sering terjadi di padang pasir, dan dapat mengangkut debu, pasir, atau benda-benda ringan lainnya," kata Teguh.
Bencana angin kencang menerjang Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (19/10) malam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan, satu orang meninggal dunia, beberapa orang luka-luka, dan sekitar 1.270 orang mengungsi akibat kejadian tersebut.
Kejadian itu menyebabkan kegiatan di wilayah Desa Sumberbrantas lumpuh. Banyak pohon tumbang yang mengganggu akses jalan raya dan mengancam beberapa bangunan rumah maupun fasilitas umum.