REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Ekonomi Pertanian, Bayu Krisnamurthi, menyebut tantangan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan akan semakin berat. Berbagai faktor dari ketidakpastian iklim hingga berkurangnya petani memaksa arah kebijakan pangan ke depan perlu terobosan.
Bayu mengatakan, kebutuhan akan pangan dipastikan akan terus meningkat. Namun, ketersediaan sumber daya alam makin hari makin terbatas. Generasi muda juga semakin tidak tertarik pada sektor pertanian.
"Itu semua membuat pembangunan pangan dan pertanian tidak lagi sekadar meningkatkan produksi," kata Bayu kepada Republika.co.id, Senin (21/10).
Data, kata Bayu, akan menjadi salah satu pekerjaan terbesar pemerintah. Namun, semestinya ketersediaan teknologi dengan internet of everything seharusnya bisa didayagunakan untuk menjembatan kebutuhan data.
Soal itu, koordinasi antar kementerian memang perlu perbaikan besar-besaran. Koordinasi berjenjang tak boleh dilanggar agar komunikasi antar pemerintah berjalan efektif. Dimulai dari level kabinet, level terbatas antar menteri-menteri terkait, hingga ke level operasional teknis.
"Ikutsertakan pelaku usaha, pakar, petani, dan pemerintah daerah," kata Bayu.
Pada tahun 2020 mendatang, pemerintah harus menyiapkan kebijakan jangka panjang yang harus ditentukan sejak dini. "Jadi, sebaiknya berpikir menyeluruh, jangka menengah dan panjang tentang kebijakan pangan yang terpadu," ujar dia.