REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Akademisi dari dua perguruan tinggi di Madura, yakni Universitas Islam Madura (UIM) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura menilai, Mahfud MD merupakan calon menteri yang memiliki kompetensi memadai dan berpengalaman. "Jika benar Pak Mahfud terpilih menjadi menteri Kabinet Kerja Jilid II Jokowi, saya yakin beliau dapat menjalankan tugas kenegaraan bidang hukum dengan baik dan profesional," kata Dekan Fakultas Hukum UIM Pamekasan Ahmad Zaini Senin (21/10) malam.
Zaini yang juga Ketua Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) UIM Pamekasan ini juga menilai, Mahfud merupakan sosok yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Keahliannya di bidang hukum, menurut Zaini, akan dapat meningkatkan kinerja penegak hukum dan akan memberikan suguhan penegakan hukum yang dirasakan adil bagi masyarakat apabila nantinya tugas yang diberikan presiden kepada dirinya pada bidang hukum.
Hal senada juga disampaikan akademisi dari IAIN Madura Abd Hanan. Dosen ilmu sosiologi ini menilai, pilihan Presiden RI Joko Widodo pada sosok tokoh asal Madura itu, karena kemampuan, integritas dan komitmennya pada kepentingan bangsa dan negara selama ini.
"Saat pemilu kemarin sikap politiknya netral, tidak jadi tim sukses dari calon manapun. Saya melihat Jokowi memilihnya berdasarkan aspek profesionalitas dirinya, dan secara kepartaian dirinya tidak terikat dengan background parpol manapun," kata Hanan.
Kabar tentang Mahfud MD sebagai calon di Kabinet Kerja Jilid II ini disampaikan Mahfud kepada media seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin. Tapi Mahfud mengaku belum tahu pos mana yang akan ia tempati. Sebab menurut dia, Jokowi belum memberitahu hal itu, dan hanya memberi kisi-kisi bahwa dirinya akan mengurusi soal penegakan hukum, pelanggaran HAM, korupsi, hingga deradikalisasi.
Ia menyatakan bersedia menjadi pembantu Presiden Jokowi selama lima tahun ke depan sesuai dengan kompetensi dan keahliannya. Sementara orang tua Mahfud MD di Pamekasan Sitti Khotijah mengaku, anaknya memang sempat menelpon dirinya sebelum menghadap Presiden Joko Widodo di Istana dan meminta doa restu. "Tapi dalam pembicaraan itu, ia hanya menanyakan kabar kami yang ada di sini, sehat atau tidak," katanya. Namun demikian, Khotijah mendoakan, agar apapun jabatan yang akan diemban Mahfud MD nantinya, bisa bermanfaat bagi umat, bangsa, dan agama.