Selasa 22 Oct 2019 01:12 WIB

Masjid Turki di Jerman Jadi Sasaran Milisi Kelompok Kurdi

Total 14 serangan pendukung YPG/PKK di Jerman sejak 9 Oktober.

Bom molotov (ilustrasi)
Foto: Antara
Bom molotov (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DORTMUND – Sebuah masjid di Dortmund, Jerman menjadi sasaran penyerangan sekelompok orang pada Ahad (20/10) malam. Dilansir Daily Sabah pada Senin (21/10), para pelaku penyerang menargetkan Masjid Agung Eving yang dinaungi Persatuan Islam-Turki unik Urusan Agama (DITIB).

Sejauh ini diduga pelaku memiliki keterkaitan dengan kelompok sayap kanan atau simpatisan organisasi PKK. 

Baca Juga

Aparat langsung memadamkan api yang disebabkan lemparan bom molotov ke arah masjid. Sementara polisi tengah melakukan penyelidikan atas kasus itu.  

Pendukung kelompok teror PKK dan seta cabangnya YPG telah meneror Jerman. Seperti yang dilakukan di banyak negara eropa lainnya dengan berkedok memprotes operasi kontra terorisme Turki di Suriah Utara. 

Setidaknya 14 serangan telah dilakukan pendukung YPG / PKK di Jerman sejak 9 Oktober. Empat orang Turki terluka dalam serangan terbaru yang terjadi di kota Ludenscheid, Jerman pada 16 Oktober. 

Salah satu yang terluka yakni seorang pria berusia 50 tahun yang ditikam  para pendukung YPG yang berafiliasi dengan PKK.Insiden itu terjadi selama protes yang digelar pendukung kelompok teroris YPG dan PKK terhadap Operasi Perdamaian Spring. 

Operasi ini diluncurkan Turki untuk membersihkan perbatasannya dengan Suriah dari unsur-unsur teror dan menciptakan zona aman bagi pengungsi Suriah untuk kembali ke rumah mereka dengan selamat. Para simpatisan PKK sebelumnya juga menargetkan beberapa masjid lain di Jerman yang dinaungi DITIB. 

PKK yang telah terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa sudah melakukan kampanye teror terhadap Turki selama lebih dari 30 tahun. Hal itu mengakibatkan kematian hampir 40 ribu orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi. Andrian Saputra

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement