REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank BTPN Tbk (BTPN) berencana menerbitkan obligasi Berkelanjutan IV Tahap I sebesar Rp 1 triliun. Obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan IV dengan total senilai Rp 5 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (22/10) obligasi tersebut diterbitkan dalam dua seri, yaitu seri A dengan tenor tiga tahun dan Seri B diterbitkan dengan tenor lima tahun.
Direktur Keuangan Bank BTPN Hanna Tantani mengatakan seluruh dana hasil emisi obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai ekspansi kredit perseroan. Saat ini, perusahaan telah menyalurkan kredit ke semua segmen mulai dari kelompok usaha mikro kecil menengah (UMKM), ritel dan korporasi.
“Kami melihat ruang pertumbuhan kredit masih terbuka, sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah,” ujarnya.
Menurutnya obligasi tersebut telah meraih peringkat (rating) AAA (idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia. Peringkat ini mencerminkan kemampuan Bank BTPN dalam menjaga kualitas aset perusahaan dam perbaikan struktur pendanaan sebagai dampak positif dari penggabungan usaha dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019.
Bank BTPN telah menunjuk PT BCA Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT Nikko Sekuritas Indonesia, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Sementara PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Perusahaan juga telah menetapkan masa penawaran awal surat utang tersebut akan digelar pada 21 Oktober hingga 4 November. Sedangkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditargetkan pada 27 November 2019.
“Kami optimistis penawaran obligasi ini akan direspon positif oleh pelaku pasar,” kata Hanna.
Hingga semester satu 2019, total penyaluran kredit Bank BTPN tumbuh 112 persen menjadi Rp 143,4 triliun, dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 67,8 triliun. Sedangkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada level 0,8 persen (gross) dan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) terjaga kuat pada level 23,3 persen.
Perusahaan juga telah mencatat kenaikan aset sebesar 87 persen dari Rp 99,9 triliun pada Juni 2018 menjadi Rp 186,7 triliun pada Juni 2019. Sedangkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik mencapai Rp 1,2 triliun atau meningkat 13 persen dari posisi tahun lalu Rp 1,09 triliun.
“Kami berharap emisi obligasi ini dapat menjadi salah satu pilihan instrumen investasi yang menarik bagi para investor, sekaligus menjadi alternatif sumber pembiayaan jangka panjang bagi Bank BTPN,” ucapnya.