REPUBLIKA.CO.ID, MEXICOCITY -- Setelah gagal menangkap putra bos kartel narkoba Joaqin Guzman atau El Chapo pekan lalu, pemerintah Meksiko mengirim tentara ke Culiacan, negara bagian Sinaloa. Kartel narkoba berhasil membebaskan putra El Chapo, Ovidio Guzman dalam baku tembak di Culiacan.
Menteri Pertahanan Meksiko mengakui operasi penangkapan itu 'direncanakan dengan buruk'. Jaksa Agung Meksiko Alejandro Gertz mengumumkan akan menginvestigasi siapa saja yang terlibat dalam pembebasan Ovidio Guzman termasuk pejabat pemerintahan.
"Ini bukan hanya tentang tindakan satu pengabdi masyarakat atau seorang penjahat, kami akan menganalisis semua faktanya untuk mengklarifikasi kejahatan apa yang sudah dilakukan, lalu mendakwa dan menghukum mereka, tanpa kecuali," kata Gertz, seperti dilansir dari Deutsche Welle, Selasa (22/10).
Sementara, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador membela langkah penegak hukum membebaskan Ovidio Guzman. Ia mengatakan akan banyak orang yang tewas bila hal itu tidak dilakukan.
"Tidak hanya para penjahat, yang juga manusia, tapi juga tentara, yang harus kami lindungi, tapi juga warga sipil," kata Lopez Abrador.
Dalam baku tembak Kamis (17/10) lalu, anggota kartel memblokir jalan. Mereka juga membakar truk dan menggunakan senjata api yang digunakan militer. Pemerintah menyita senapan mesin, tujuh granat tangan, delapan senapan laras panjang, dan 20 kendaraan.
Pemerintah Meksiko juga bertemu dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membahas cara mengatasi penyelundupan narkoba. Menteri Luar Negeri Meksiko mengatakan banyak senjata yang digunakan kartel narkoba dalam baku tembak Kamis lalu buatan AS.