Rabu 23 Oct 2019 02:05 WIB

BNPB Siagakan Helikopter Bom Air untuk Atasi Karhutla

Pengeboman air di seluruh wilayah Indonesia sudah tembus 392 juta liter.

Red: Nur Aini
Sebuah helikopter melakukan pengeboman air (water bombing) terhadap lahan yang terbakar dekat permukiman warga di Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Riau, Kamis (7/3/2019).
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Sebuah helikopter melakukan pengeboman air (water bombing) terhadap lahan yang terbakar dekat permukiman warga di Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Riau, Kamis (7/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan pihaknya masih menyiagakan sejumlah helikopter untuk pengeboman air dan patroli mengatasi kebakaran hutan lahan (karhutla) di beberapa tempat.

"Total air untuk pengeboman air di seluruh wilayah Indonesia sudah mencapai 392 juta liter," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (22/10).

Baca Juga

Selain pengeboman air, BNPB juga telah melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan TNI. Total garam NaCl yang sudah disemai untuk memicu hujan turun sudah mencapai 272 ribu kilogram.

Menurut data BNPB hingga Selasa pukul 08.00 WIB, titik panas yang teridentifikasi dan menjadi perhatian berada di enam provinsi, yaitu Sumatera Selatan (153 titik), Kalimantan Tengah (44 titik), Kalimantan Selatan (23 titik), Kalimantan Barat (lima titik), dan Jambi (dua titik).

"Keberadaan titik panas berpengaruh terhadap kualitas udara di wilayah yang terdampak. Data kualitas udara yang diukur dengan paramater PM 2,5 menunjukkan kualitas tingkat baik hingga tidak sehat di enam provinsi tersebut," tuturnya.

Data kualitas udara dengan ukuran PM 2,5 menunjukkan Sumatera Selatan 136 (tidak sehat), Jambi 102 (tidak sehat), Kalimantan Tengah 101 (tidak sehat), Kalimantan Selatan 60 (tidak sehat), Riau 27 (sedang), dan Kalimantan Barat 5 (baik). Selain enam provinsi yang menjadi perhatian, karhutla juga masih terjadi di sejumlah pegunungan yang ada di beberapa wilayah, seperti Gunung Cikuray, Gunung Ungaran, Gunung Arjuno Welirang, dan Gunung Ringgit.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement