REPUBLIKA.CO.ID, Pejabat, tak lain ialah para pemegang amanat dari rakyat. Dalam konsepsi agama, mereka adalah khadim atau para pelayan. Bagaimanakah pejabat yang ideal menurut perspektif Islam?
Ada beberapa etika dan barometer untuk mengukur ideal atau tidaknya seorang pejabat. Allah SWT pun menetapkan sejumlah hukum syariat itu sebagai kode etik dan adab dalam pemerintahan yang mesti dipraktikkan agar kepemimpinan tidak lantas menjadi malapetaka. Berikut ini sejumlah etika yang selazimnya ada pada pejabat:
· Niat mendasar ialah semata-mata menegakkan nilai-nilai luhur yang ditetapkan Allah SWT untuk kemanusian. Rasulullah SAW menegaskan larangan memburu dan mengemis jabatan. (HR Bukhari dari Abu Hurairah
· Sikap adil antarsesama manusia. Tanpa berlaku deskriminatif terhadap suatu kelompok. (QS an-Nisaa: 58, QS al-Maidah: 8)
· Ramah terhadap rakyat. Bentuk keramahan itu ialah siap menerima aduan dan aspirasi warganya. (HR Ahmad dan Turmudzi dari Amr bin Murrah)
· Berhati-hati pada hadiah yang rentan dikategorikan sebagai gratifikasi. Rasulullah bersabda : “ Hadiah yang diberikan kepada seorang pemimpin adalah pengkhiatan.” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas)
· Dalam pelaksanaan administrasi kepemerintahan, hal terpenting yang perlu ditekankan ialah, menjalankan evaluasi terhadap kinerja masing-masing pegawai.
Sumber: Ensiklopedi Adab Islam Menurut Alquran dan Assunah karya Syekh Abdul Aziz bin Fathi As Sayyid Nada
Pengolah: Nashih Nashrullah