Rabu 23 Oct 2019 05:59 WIB

PKS Ajak FPI dan PA 212 Jadi Oposisi Pemerintah

PKS tetap menghargai keputusan Partai Gerindra bergabung dengan kabinet.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menanggapi bergabungnya Partai Gerindra ke dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/10).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menanggapi bergabungnya Partai Gerindra ke dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bergabungnya Partai Gerindra ke dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin, membuat kekuatan oposisi semakin berkurang. Namun, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggandeng Front Pembela Islam dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 sebagai pihak yang akan mengawasi dan mengkritisi kerja pemerintah.

"Selama semuanya (FPI dan PA 212) sesuai koridor konstitusi kita akan mengajak," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/10).

Baca Juga

Ia menjelaskan, PKS sesungguhnya tidak percaya diri secara matematis untuk menjadi oposisi. Sebab secara tidak langsung, untuk "melawan" pemerintahan dengan jumlah oposisi yang sedikit akan terasa sulit.

"Tetapi kan politik tidak matematis, saya mencatat belakangan ini ada satu hukum besar hukum sentimen publik. Ketika publik bersatu punya keinginan dan sentimen, ternyata itu sangat powerful," ujar Mardani.

Menurutnya, itu terbukti ketika masyarakat bersatu untuk menolak sejumlah poin yang kontroversial dari Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK). Padahal saat itu, hampir seluruh fraksi di DPR mendukung adanya undang-undang tersebut.

"Kalau pemerintah sebesar apapun tidak bisa mengelola, maka akan muncul. Karena ini memang hakekatnya demokrasi kedaulatan ada ditangan rakyat ketika terwadahi dalam sistem ketatanegaraan politik," ujar Mardani.

Meski begitu, ia tetap menghargai keputusan Partai Gerindra bergabung dengan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Sebab, hal seperti itu merupakan hal lumrah dalam berpolitik.

Ia juga berharap, partai lain pendukung pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga berada dalam peron oposisi. Agar mekanisme check and balance kepada pemerintahan tetap terjaga.

"Tetap berdoa dan berharap semua partai politik pendukung Prabowo-Sandi ada di barisan kami oposisi. Ini yang sehat buat demokrasi, ini yang sesuai dengan logika demokrasi," ujar Mardani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement