REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) menjadi pesantren pertama di Jawa Barat yang menjadi tujuan distribusi 100 ton besar untuk 100 pesantren program Aksi Cepat Tanggap (ACT). Penyerahan distribusi beras diserahkan secara langsung kepada para santri dan santriwati AFKN.
"Alhamdulillah, santri begitu senang dan bahagia dengan kehadiran teman-teman ACT dan Saudagar Tanah Abang," ungkap Presiden AFKN, Ustaz Fadhlan Gharamatan, Rabu (23/10).
Ustaz Fadhlan Gharamatan dalam memberikan sambutan.
Ustaz yang dikenal dengan dakwah sabunnya ini, para santri adalah pejuang. Perjuangan bangsa ini tidak lepas dari para santri. Untuk itu, bantuan beras dari ACT ini merupakan bentuk dukungan kepada santri-santri asal Nuu Waar (Papua dan Papua Barat) dalam perjuangan mereka menimba ilmu.
"Butir-butiran beras ini akan menjadi energi yang luar biasa bagi para santri," kata dia.
Diungkap Ustaz, masih banyak pesantren yang alami kesulitan. Ada pula pesantren yang terpaksa hanya memberi makan santrinya sekali sehari.
Suasana penyerahan bantuan ACT
Direktur Program Aksi Cepat Tanggap (ACT), Wahyu Novyan mengungkapkan rasa bahagianya bisa memberikan secara langsung bantuan beras untuk santri-santri AFKN. Pemberian bantuan ini selanjutnya akan berlanjut seperti di Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, Sumsel, Kalbar, dan Riau.
"Di Indonesia, ada banyak pesantren 60-70 persen ini kategori banyak pesantren yang butuh dibantu, kata dia.
Dikatakannya, ada 4 juta santri yang tentu bisa dibayangkan kebutuhan pangan yang dibutuhkan. Tentu setiap pesantren tidak memiliki kemampuan yang sama. "Saya kira melalui bantuan ini sebagai bagian dari upaya strategis ACT untuk menjadi pendukung kebangkitan umat Islam dan bangsa Indonesia, kata dia.
Santriwati menerima bantuan beras ACT dan Pedagang Tanah Abang
Terkait pesantren yang diberikan bantuan, Wahyu mengatakan setiap cabang ACT akan melihat jumlah santri, kebutuhan pangan, dan kondisi ekonomi pesantren. Proses assement yang dilakukan selanjutnya akan melihat potensi apa yang dimiliki pesantren.
"Misalnya kami punya lumbung pangan wakaf dan lumbuk ternak wakaf. Jadi, bisa saja kita kerjasama dengan pesantren guna memanfaatan lahan yang ada guna menjadi lumbung pangan,"kata dia.
Jadi, ke depan, pesantren juga bisa mejadi lumbung pangan. Gagasan swasembada pangan tentu diharapkan dimulai dari pesantren.
Sementara itu, Pedagang Tanah Abang memberikan bantuan beras sebanyak 1,5 ton berikut dengan minyak goreng, cabai, dan kecap. Bantuan diserahkan secara langsung kepada para santri.
"Kami ingin nantinya bisa membantu para santri untuk menjadi entreperenur. Jadi bagaimana mereka bisa mengeluarkan potensinya," kata dia.