Rabu 23 Oct 2019 17:10 WIB

Tagar #WeWantSUSI yang Gagal Buat Susi Kembali Jadi Menteri

Jokowi memilih kader Gerindra, Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, menyampaikan sambutan dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, menyampaikan sambutan dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (23/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arif Satrio Nugroho, Dessy Suciati Saputri, Antara

Sejak Senin (21/10) hingga Selasa (22/10), Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah tokoh ke Istana Negara. Semua yang diundang datang mengenakan kemeja putih dan diketahui secara bergiliran diajak berdiskusi oleh Jokowi sebelum ditetapkan sebagai menteri.

Baca Juga

Hingga Selasa malam, satu sosok yang tidak muncul di Istana dan kemunculannya ditunggu-tunggu oleh publik. Sosok itu adalah Susi Pudjiastuti yang pada Kabinet Indonesia Kerja menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

Absennya Susi di antara para calon menteri yang dipanggil ke Istana memicu kemunculan tagar #WeWantSUSI hingga menjadi trending topic. Bahkan, hingga Rabu (23/10) pagi, sudah lebih dari 50 ribu cicitan yang menggunakan tagar #WeWantSUSI.

Para pengunggah hampir semuanya menyampaikan hal yang senada, yakni menginginkan Susi yang menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 itu kembali duduk di kabinet 2019-2024. Kemunculan tagar itu bukan tanpa alasan.

Susi menjadi salah satu menteri yang dinilai positif. Melalui kebijakan 'kerasnya' menindak tegas para pencuri ikan di perairan Nusantara, Susi dianggap berhasil menjadi pahlawan dalam menangani illegal fishing, maupun pencurian ikan oleh nelayan asing.

Dalam menjalankan kebijakannya, Susi tak segan menginstruksikan agar kapal pencuri ikan ditenggelamkan. Ucapan Susi terkait penenggelaman kapal, bahkan menjadi jargon yang bukan hanya dalam lingkup kelautan, namun juga budaya populer.

"Kalau tidak makan ikan, saya tenggelamkan!" ucap Susi dalam berbagai kesempatan sembari mempromosikan budaya makan ikan bagi warga Indonesia.

Gaya Susi yang nyentrik dan tak kenal 'jaim' untuk berinteraksi langsung dengan para nelayan pun membuatnya makin dikagumi. Susi kerap kali tak segan ikut duduk di perahu bersama nelayan, dan pedagang ikan.

Di media sosial, khususnya Twitter, Susi juga dikenal aktif. Yang paling banyak dikenang warganet adalah imbauan Susi kepada masyarakat agar gemar mengonsumsi ikan. Tak jarang, masyarakat dari berbagai provinsi bergantian mengunggah dan memamerkan foto hidangan ikan kepada Susi lewat Twitter.

Pun demikian, Susi tak lepas pula dari kontroversi. Salah satunya adalah terkait reklamasi Teluk Benoa di Bali, yang mengalami perlawanan dari berbagai aktivis lingkungan. Polemik teluk Benoa ini berkepanjangan disertai berbagai demonstrasi massa.

Setelah sempat menyampaikan segala pendiriannya terkait reklamasi, akhirnya, Susi 'mengalah' juga. Susi belum lama ini menetapkan Teluk Benoa kawasan konservasi, sehingga tidak bisa direklamasi.

Pada Rabu sekitar pukul 10.30 WIB, Jokowi mengumumkan kabinetnya yang diberi nama Kabinet Indonesia Maju. Tidak ada nama Susi dalam kabinet Jokowi kali ini. Pos kementerian Susi kini dipimpin oleh wakil Gerindra, Edy Prabowo.

Susi pun langsung memberikan selamat. Melalui akun Twitter @susipudjiastuti, ia mencicit. Kurang dari satu jam, cicitan Susi tersebut langsung mendapat respons dari warganet. Cicitan itu menjadi trending topic #Bu Susi 48 ribu tweets.

Setidaknya, sekitar 13 ribu warganet me-retweet ucapan tersebut dengan nada beragam. Mereka memberi semangat hingga mengekspresikan rasa haru atas kerja dan pencapaian yang sudah didedikasikan Susi kepada nelayan, bangsa, dan negara.

Selain itu, warganet juga memberikanlike sebanyak 35 ribu sebagai pertanda cicitan tersebut disukai.

Akun @Faddly_kepleant merespons dengan, "Terima kasi bu dedikasinya terhadap kedaulatan laut. Tetap fans ibu always." Akun ini juga menyajikan karikatur Susi sedang duduk di atas ikan di bawah gelombang air laut sambil memegang kayuh.

Akun @Mahendra2194 mengucapkan, "terima kasih bu Susi telah menjaga dan melindungi laut Indonesia selama 5 tahun trakhi dengan prestasi yang membanggakan, dan telah menjadi role model bagi kami generasi muda."

Sementara itu, pemilik akun @YgGregory mengaku bangga pernah mempunyai menteri dengan kinerja positif. Dia mengapresiasi Susi yang disebutnya memiliki segudang prestasi.

"Tidak kenal lelah mencurahkan tenaga, tanpa kenal waktu dan tempat. We love u bu @pudjiastuti," cicit @YgGregory.

Lanjutkan kebijakan Susi

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berjanji akan terus melanjutkan kebijakan menteri KKP sebelumnya, Susi Pudjiastuti. Namun, ia juga akan memperbaiki kebijakan-kebijakan sebelumnya yang dinilai masih perlu diperbaiki.

"Kita akan meneruskan kebijakan yang baik di masa lalu, kita akan melanjutkan hal-hal yang bagus. Yang tidak bagus akan kita perbaiki. Kalau memang tidak bisa kita perbaiki, ya harus kita tinggal," kata Edhy Prabowo usai dilantik Presiden di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10).

Menurut Edhy, Presiden Jokowi memintanya agar menyelesaikan perbedaan cara pandang nelayan dengan pemerintah terkait kebijakan-kebijakan yang selama ini diterapkan. Presiden juga meminta Edhy agar memperbaiki hubungan antara pemerintah dengan para nelayan.

"Yang jelas perintah Pak Presiden dua hal kepada saya, untuk memperbaiki hubungan dengan para nelayan yang katanya selama ini ada perbedaan antara penilaian pemerintah dan penilaian nelayan itu sendiri," jelas Edhy.

Selain itu, Presiden juga meminta agar Menteri KKP meningkatkan budidaya perikanan. Lebih lanjut, Edhy juga menyoroti kebijakan mantan Menteri KKP sebelumnya terkait penenggelaman kapal yang dinilai melanggar aturan.

Menurutnya, jika penenggelaman kapal yang melanggar aturan dilaksanakan untuk menjaga kedaulatan negara, maka tindakan itu perlu dilakukan.  "Ada orang yang sudah diingatkan sudah dilaksanakan melakukan pelanggaran gitu ya kita harus lakukan kenapa karena ini jalan terakhir. Tidak ada negosiasi apa pun dalam rangka untuk mempertahankan kedaulatan negara ini," jelas dia.

Namun, kebijakan penenggalaman kapal ini merupakan opsi terakhir. Menurutnya, pemerintah perlu mengedepankan pembinaan hukum kepada masyarakat. Sebab, lanjutnya, tak semua nelayan memahami aturan-aturan yang diterapkan.

"Jangan langsung dihukum. Ini yang mau kita jalankan. Jangan tiba-tiba hukum hukum hukum tapi solusinya apa. Karena mereka inikan perlu pembinaan. Tidak semua nelayan ini memahami. Ada yang terpaksa karena hanya dia harus menyekolahkan anaknya butuh uang," ucapnya.

Edhy pun akan membahas lebih lanjut mengenai kebijakan penenggelaman kapal ini dengan Jaksa Agung dan Kapolri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement