Kamis 24 Oct 2019 00:04 WIB

Dompet Dhuafa Garap Sejuta Wakif Milenial

Literasi tentang wakaf kepada kaum milenial perlu disebarkan.

Rep: Mursalin yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
General Manager Wakaf Dompet Dhuafa Bobby P Manullang sedang menjelaskan wakif milenial di RS AKA Medika Dompet Dhuafa Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, Rabu (23/10).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
General Manager Wakaf Dompet Dhuafa Bobby P Manullang sedang menjelaskan wakif milenial di RS AKA Medika Dompet Dhuafa Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TIMUR – Lembaga filantrofi Dompet Dhuafa (DD) mulai menggarap sejuta wakif (pewakaf) milenial. Pengelolaan zakat segmen digitalisasi yang menyasar kaum milenial karena potensinya sangat besar meski secara kualitas masih perlu didorong.

“Sekarang kita masuk era digital, kita yakin akan berdampak secara masif, untuk itu literasi tentang wakaf kepada kaum milenial perlu disebarkan,” kata General Manager Wakaf DD Bobby Manullang di sela-sela kunjungan ke Rumah Sakit AKA Medika DD, Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Rabu (23/10).

Baca Juga

Menurut dia, gerakan wakaf tersebut sebenarnya untuk semua kalangan. Namun pada era digitalisasi dan media sosial, kaum milenial menjadi sasaran potensial untuk mengajak dalam berwakaf. Kepada kaum milenial yang berikisar 15 sampai 25 tahun tersebut, tidak bisa diajak langsung berwakaf tapi diberikan literasi wakaf terlebih dahulu.

Ia menjelaskan berwakaf tidak hanya menunggu kaya atau sudah kaya. Bagi yang tidak mampu atau bagi kaum milenial yang kondisi terbatas, masih bisa berwakaf meski dengan jumlah yang tidak sama dengan wakif dari kalangan berpunya. 

“Potensi kaum milenial kalau digarap bisa dua sampai tiga kali lipat nilai transaksinya,” katanya.

Bobby menyatakan, data yang diperoleh nilai transaksi digital kaum milenial dari tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan generasi seniornya. Ia mengilustrasikan, bila seorang milenial berwakaf Rp 10 ribu per bulan, bila dikalkulasikan dengan sejuta wakif maka tiga bulan dapat mendirikan tiga rumah sakit setaraf rumah sakit seperti RS AKA Medika Sribhawono. 

“Sepuluh ribu donasi wakaf sangat berarti,” ujarnya.

Untuk itu, ia berharap literasi wakaf kepada kaum milenial lebih tersebar dengan baik. Karena untuk mengubah mindset seseorang masih membutuhkan waktu panjang. Selama ini, banyak yang mengira wakaf harus dengan rupiah yang besar dan banyak, lalu hanya digunakan untuk kegiatan ibadah seperti masjid dan sekolah.

“Wakaf dapat dikelola untuk bidang kesehatan rumah sakit, dalam membantu kaum dhuafa yang ingin berobat secara gratis, dan pelayanan lainnya,” kata Bobby.

Dipilihnya kaum milenial dalam berwakaf untuk mewujudkan gerakan sejuta wakif tersebut, ia mengatakan potensi kaum milenial sudah seharusnya diberikan literasi sejak sekarang. Selama ini, ujar dia, uang Rp 10 ribu tidak dapat dibelanjakan di mal, tapi diwakafkan dapat membantu orang lain.

Ia berharap bila kaum milenial telah sadar akan arti pentingnya wakaf tersebut, maka akan mudah baginya setelah menginjak masa dewasa untuk selalu berwakaf. Berbeda dengan kaum yang baru digugah girohnya ketika masa dewasa, maka akan lebih lambat.

General Manager RS AKA Medika Sribhawono Agus Tiono mengatakan, saat ini RS AKA Medika DD Sribhawono telah beroperasional dua tahun lebih. Kehadiran rumah sakit yang menggratiskan pasien bagi keluarga kaum dhuafa tersebut hasil wakaf tiga orang yang dikelola Dompet Dhuafa.

“Rumah Sakit ini awalnya dari wakaf tiga orang AKA. Rumah sakitnya tidak berjalan lalu diwakafkan kepada Dompet Dhuafa. Alhamdulillah sejak 2017 sampai sekarang bisa dimanfaatkan masyarakat umum terutama kaum dhuafa,” kata Agus.

RS AKA Medika juga mendapatkan wakaf untuk kamar fasilias VIP, Klas I, dan peralatan medis lainnya dari seorang wakif baik di Lampung maupun di luar Lampung. Saat ini, RS AKA Medika telah menambah tiga fasilitas medis, yakni laboratoriun, peralatan Hemodialisa, dan apotek farmasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement