Rabu 23 Oct 2019 22:13 WIB

Ngaku Polisi, Residivis Rampas HP dan Uang di Blitar

Residivis ini merampas HP dan uang dari tiga orang berbeda di Blitar

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Muhammad Nizam (37), warga Pare Kediri, dibekuk unit Reskrim Polsek Kepanjen Kidul setelah merampas handphone (HP) dan barang berharga milik tiga korban dengan modus mengaku sebagai polisi. 

"Saya datang lihat ada tiga orang di tengah sawah. Lalu saya tanya sedang apa. Saya belum mengaku polisi, lalu saya ambil handphone dan mencabut kunci sepeda motor terus saya bawa ke pos yang agak terang," kata Nizam, Rabu (23/10/2019).

Dengan bergaya seperti polisi, Nizam juga menggeledah para korban. Dompet berisi uang Rp 350 ribu juga dibawa oleh pelaku.

Para korban kemudian diminta untuk ke sebuah pos dekat Lapangan Mareno, Kelurahan Bendo, Kota Blitar.

"Pas di pos itu kemudian saya pergi (kabur)," ujar Nixam.

Ketiga korban baru menyadari jika dirinya tertipu setelah pelaku tidak kembali di pos. Korban lalu melapor ke Polsek Kepanjen Kidul.

Nizam juga mengaku dirinya pernah masuk penjara atas kasus yang sama di Madiun dan divonis tujuh tahun penjara. Modus merampas ponsel dengan mengaku sebagai polisi sudah ia lakukan setidaknya tiga kali.

"Dua kali (merampas). Yang ketiga pas ditangkap. Dulu pas SMP saya pingin jadi polisi. Tapi dulu," terangnya.

Wakapolres Blitar Kota, Kompol Nur Halim menyebut pihaknya mengidentifikasi posisi pelaku dari nomor ponsel korban. Polisi lalu meringkus pelaku yang bersembunyi di Kanigoro.

"Pelaku kita jerat dengan pasal 378 dan 362 KUHP dengan ancaman hukuman diatas lima tahun penjara," pungkas mantan Kabag Ops Polres Bangkalan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement