REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Oded M Danial mengaku kurang puas dengan program pertanian perkotaan yang tengah dijalankan oleh Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) yang dipimpin Gin Gin Ginanjar. Meski telah berjalan sesuai arahan, namun program tersebut dinilai kurang maksimal.
"Urban farming itu sudah ada pergerakan lumayan bagus, cuma belum gereget dan maksimal," ujarnya di Kantor Dispangtan, Rabu (23/10).
Menurutnya, program pertanian perkotaan belum masif menyentuh seluruh lapisan kalangan masyarakat. Oleh karena itu, ia meminta agar Dinas bisa terus meningkatkan program dengan memperbanyak pelaku urban farming di Kota Bandung demi ketahanan atau kemandirian pangan.
"Yang penting menyentuh edukasi ke semua lapisan masyarakat," ungkapnya.
Program terbaru yang akan dikerjakan adalah memberikan satu ekor anak ayam ke pelajar dan memberikan tanaman cabai ke pelajar perempuan untuk ditanam. Dengan begitu, diharapkan akan tumbuh rasa sayang binatang dan jiwa kewirausahawanan.
"Laki-laki (pelajar) akan diberi anak ayam untuk diurus dan perempuan menanam cabai," katanya.
Terkait pemeliharaan ayam, Oded mengaku akan terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada pelajar SD dan SMP sehingga bisa lebih mudah mengelola peliharaannya. Ia meminta agar program itu dilaksanakan mulai November di 30 kecamatan.
"Kita beri kesempatan dulu (pelihara ayam), uji coba. Kalau bagus diperkuat," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian, Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan bahwa jumlah pelaku urban farming di Kota Bandung mencapai 132 kelompok tersebar di 30 kecamatan. Mereka rata rata menanam jenis sayuran, seperti pakcoy dan bayam.
"Tanamannya yang lebih cepat panen, tidak repot, dan memiliki nilai ekonomis," katanya.
Gin Gin berharap pelaku urban farming terus bertambah pada 2020. Dirinya pun berharap masyarakat memiliki inisiatif untuk membuat urban farming yang didominasi oleh penggunaan hidroponik.