Rabu 23 Oct 2019 23:03 WIB

Ubi Cilembu Sumedang Primadona Mancanegara

Permintaan ekspor ubi cilembu organik per bulan mencapai 12 sampai 40 ton.

Red: Gita Amanda
Ubi hasil pertanian.
Foto: Kementan
Ubi hasil pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Dua puluh lima tahun menggeluti agribisnis ubi cilembu dari hulu hingga hilir, Taryana, petani yang membudidayakan ubi cilembu secara organik di Sumedang telah berhasil menembus pasar ekspor sejak 1999. Berbekal sertifikat organik dan sertifikat karantina, produk 'Honey Sweet Potato' ini telah berhasil menjadi favorit warga Singapura, Hongkong dan Malaysia.

"Permintaan ekspor ubi cilembu organik per bulan mencapai 12 sampai 40 ton dan dipenuhi dari produksi pada lahan yang dikelolanya sendiri dan lahan petani plasma yang mencapai 45 hektare," ujar Taryana di Sumedang, Rabu (23/10).

Baca Juga

Minat masyarakat saat ini terhadap komoditas ubi jalar termasuk ubi cilembu cukup meningkat untuk dikonsumsi sebagai karbohidrat pangan selain nasi dengan kandungan serat yang tinggi. Penerapan budidaya ubi cilembu organik yang bebas pestisida dan bahan kimiawi oleh Taryana ini menjadi nilai tambah dan magnet konsumen luar negeri untuk membeli produk ubi cilembu ini.

“Biasanya setiap Negara tujuan berbeda-beda permintaannya, ada yang minta ubinya sudah dihaluskan, dipotong dan rebus, ada yang minta masih segar, dan ada juga yang dibuat manisan ubi cilembu dalam toples. Kami selalu memenuhi permintaan konsumen dan itulah yang membuat bisnis kami ini masih terus berlanjut hingga saat ini," tambah Taryana.