REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak banyak diketahui tentang Ikhwan al Safa. Kelompok persaudaraan di mana al Maqdisi dipercaya ikut berkiprah, sejatinya menghimpun para tokoh cendekiawan, filsuf, dan sufi. Mereka dipersatukan oleh ilmu dengan filsafat merupakan acuan.
Selubung misteri Ikhwan sedikit banyak disingkap oleh Abu Hayyan al Tauhidi. Ia menyusun buku harian yang mengulas tentang kelompok ini. Selain menyebutkan lima tokoh utamanya, al Tauhidi pun menyatakan bahwa ikatan persaudaraan Ikhwan sangat solid.
Jumlah anggotanya banyak. Mereka tersebar di sebagian wilayah Islam. Para pengikut Ikhwan berasal dari beragam profesi. Mulai dari wazir istana, gubernur, sastrawan, saudagar, ulama, ahli hukum, dan sebagainya.
Philip K Hitti menjelaskan, alasan mengapa keberadaan kelompok ini sangat dirahasiakan. Dia menduga, Ikhwan pernah melancarkan gerakan oposisi terhadap penguasa. Mereka dianggap telah mendiskreditkan doktrin pemikiran yang dianut penguasa.
Dalam aktivitasnya, Ikhwan secara intensif memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bidang filsafat Islam. Pusat kegiatan berada di Basra, namun mereka membangun cabang yang kuat di ibu kota Baghdad.
Ikhwan dikenal memiliki nama lain. Di antaranya, Khulan al Wafa, Abna al Hamd, serta Ahl al Adl. Pertalian di kalangan anggota Ikhwan bukan sekadar bersifat filosofis, tapi juga religius politis dengan sekte Ismailiyah.
Mengembalikan keutamaan etika Islam yang asli menjadi tema besar Ikhwan. Mereka juga menganggap, filsafat bisa mendekatkan diri dengan Tuhan. Pun terhadap ilmu pengetahuan, Ikhwan memberi perhatian besar.
Upaya mencari ilmu serta menguasainya merupakan kebajikan tertinggi. Bahkan, ini menjadi salah satu kewajiban utama umat Muslim. Pengetahuan, seperti diyakini Ikhwan, mampu menghadirkan keuntungan moral serta material.
Kitab kumpulan pemikiran Ikhwan, yakni Rasa'il sangat berpengaruh bagi gerakan filsafat dan etika Islam sepanjang abad pertengahan. Terdapat sebanyak 52 risalah yang terbagi dalam empat bagian.
Bagian pertama, berupa 14 risalah matematis mengenai angka. Bagian kedua, mengangkat aspek fisik materiil sebanyak 17 risalah. Bagian ketiga, terdapat 10 risalah yang berisi tema prinsip intelektual. Dan, bagian terakhir menjelaskan cara mendekatkan diri kepada Tuhan.
Beberapa bagian risalah, urai Philip K Hitti, menjadi rangkuman sebuah pengetahuan. Tulisan dan pemikiran ilmiah Ikhwan sangat memengaruhi karya sejumlah ilmuwan terkemuka, di antaranya al-Ghazali.